Medan, Kompas - Daya tampung minyak sawit mentah atau CPO di sebagian besar pabrik kelapa sawit di Sumatera Utara telah penuh. Sebagian pengusaha memilih menghentikan penjualan sampai membaiknya harga CPO. Adapun petani mulai kesulitan menjual tandan buah segar kelapa sawit ke pabrikan.
”Kondisi sekarang ini sangat berat. Sebagian besar tangki timbun CPO di Sumut sudah penuh. Kami ingin intervensi pemerintah untuk mengatasi persoalan ini,” kata Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Balaman Tarigan, Senin (20/10) di Medan.
Balaman mengatakan, tangki timbun CPO sekitar 80 persen dari 105 pabrik kelapa sawit (PKS) di Sumut telah penuh. Pabrik yang tangkinya belum penuh kapasitasnya pun terbatas.
Sekretaris I Gapki Sumut, Timbas Prasad Ginting, menambahkan, sebagian PKS ada yang menolak menerima TBS dari petani. Sebagian lain masih melakukan transaksi jual beli karena terikat kontrak sebelum terjadinya gejolak harga kelapa sawit.
”Pengusaha berharap harga minyak sawit naik seiring dengan musim dingin di Eropa pada akhir tahun ini,” katanya.
Harga CPO terakhir belum menguntungkan pengusaha. Harga CPO kemarin Rp 4.378 per kilogram, termasuk pajak 10 persen. Mereka baru bisa mengganti ongkos produksi jika harga CPO Rp 5.000 per kg.
Pada Agustus lalu, CPO Rp 7.000 per kg dan September turun jadi Rp 6.000 per kg. Masa keemasan harga CPO terjadi pada April lalu, Rp 12.000 per kg.
Di Pelabuhan Belawan, Medan, kapasitas penampung CPO 200.000 ton pun hampir penuh. ”Belum ada kepastian berapa kapasitas yang masih tersedia. Informasi yang kami peroleh, eksportir terpaksa menunggu waktu untuk mengeluarkan CPO dari Belawan,” kata Ginting.
Maruli Sitorus, petani kelapa sawit di Labuhan Batu, mengatakan, saat ini adalah kondisi tersulit yang pernah ia alami sebagai petani. ”Agen tempat menjual TBS tak mau menerima lagi hasil kebun kami,” ujarnya.
Pekan lalu, dia terakhir menjual TBS ke agen Rp 200 kg. Saat ini, sawit tidak bisa dijual ke agen itu. ”Agen kami mengatakan tangki timbun CPO di PKS sudah penuh. Pabrik sementara tak beroperasi,” katanya.
Minyak goreng turun
Seiring dengan turunnya harga CPO, tiga pekan ini harga minyak goreng curah di Jateng turun bertahap. Di Pasar Johar, Semarang, Senin, harga minyak goreng curah Rp 5.700-Rp 6.000 per kg. Di Pasar Peterongan, harganya Rp 6.500 per kg, sedangkan di Pasar Muntilan dan Boorobudur, Kabupaten Magelang, Rp 6.000- Rp 6.500 per kg. Di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, harga minyak goreng curah Rp 6.500 per liter, padahal sehari sebelumnya Rp 6.750 per liter.
Agus Widodo (31), pedagang di Pasar Johar, mengatakan, harga minyak goreng curah turun sejak setelah Lebaran. (ARA/EGI/ILO/NDY/ONI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar