Selasa, 14 Oktober 2008 17:01
Para petani kepala sawit nampaknya harus terus bersabar menunggu kenaikan signifikan harga TBS. Pasalnya, harga TBS untuk sepekan ke depan hanya naik Rp 19/Kg.
Riauterkini-PEKANBARU- Hasil rapat penentuan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang digelar Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Selasa (14/10) sedikit memberikan angin segar kepada para peteni, meskipun sedikit, namun harga TBS untuk pekan depan dipastikan naik Rp 19/kilogram (Kg) dari semula Rp 1.029/Kg menajdi Rp 1.048/Kg. "Untuk sepekan ke depan harga TBS naik Rp 19 perkilogram," ujar Kasubdis Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Disbun Riau Ferry kepada riauterkini di Pekanbaru usai rapat.
Dalam rapat tersebut, sebagaimana biasa, hadir parapihak yang terkait dalam penentuan harga TBS, seperti Disbun, petani, pengusaha, koperasi dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Dijelaskan Ferry, kenaikan harga TBS dipengaruhi oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) di pasar dunia. Jika pekan lalu harga CPO hanya Rp 4.200/Kg pekan ini naik menjadi Rp 5.099/Kg. Meskipun sedikit, menurut Ferry kenaikan ini patut disyukuri, mengingat selama dua pekan terakhir tren harga CPO di pasar dunia terus meningkat. "Selama dua pekan terakhir tren harga CPO di pasar dunia cenderung naik. Kita berharap harganya semakin membaik," ujarnya.
Hanya saja patokan harga TBS Rp 1.048/Kg tidak berlaku umum, melainkan berlaku untuk petani yang tergabung pada kemitraan dengan perusahaan. Sementara untuk petani non kemitraan harganya bisa jauh lebih rendah dari itu, misalnya hanya di bawah Rp 500/Kg. Hal itu disebabkan lokasi kebun petani non kemitraan yang jauh dan bibik kelapa sawit milik petani awam bukan faritas unggul, sehingga rendemennya rendah dan kadar asamnya tinggi. TBS jenis tersebut harganya memamg murah.***(mad)
Para petani kepala sawit nampaknya harus terus bersabar menunggu kenaikan signifikan harga TBS. Pasalnya, harga TBS untuk sepekan ke depan hanya naik Rp 19/Kg.
Riauterkini-PEKANBARU- Hasil rapat penentuan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang digelar Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Selasa (14/10) sedikit memberikan angin segar kepada para peteni, meskipun sedikit, namun harga TBS untuk pekan depan dipastikan naik Rp 19/kilogram (Kg) dari semula Rp 1.029/Kg menajdi Rp 1.048/Kg. "Untuk sepekan ke depan harga TBS naik Rp 19 perkilogram," ujar Kasubdis Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Disbun Riau Ferry kepada riauterkini di Pekanbaru usai rapat.
Dalam rapat tersebut, sebagaimana biasa, hadir parapihak yang terkait dalam penentuan harga TBS, seperti Disbun, petani, pengusaha, koperasi dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Dijelaskan Ferry, kenaikan harga TBS dipengaruhi oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) di pasar dunia. Jika pekan lalu harga CPO hanya Rp 4.200/Kg pekan ini naik menjadi Rp 5.099/Kg. Meskipun sedikit, menurut Ferry kenaikan ini patut disyukuri, mengingat selama dua pekan terakhir tren harga CPO di pasar dunia terus meningkat. "Selama dua pekan terakhir tren harga CPO di pasar dunia cenderung naik. Kita berharap harganya semakin membaik," ujarnya.
Hanya saja patokan harga TBS Rp 1.048/Kg tidak berlaku umum, melainkan berlaku untuk petani yang tergabung pada kemitraan dengan perusahaan. Sementara untuk petani non kemitraan harganya bisa jauh lebih rendah dari itu, misalnya hanya di bawah Rp 500/Kg. Hal itu disebabkan lokasi kebun petani non kemitraan yang jauh dan bibik kelapa sawit milik petani awam bukan faritas unggul, sehingga rendemennya rendah dan kadar asamnya tinggi. TBS jenis tersebut harganya memamg murah.***(mad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar