Selasa, 7 Oktober 2008 18:17
Karena masih terhitung suasana lebaran, akhirnya disepakati bahwa untuk pekan ini masih digunakan harga TBS pekan lalu yang turun dari Rp 1.263 perKg pekan sebelumnya menjadi sebesar Rp 1.171 perKg-nya pada pekan lalu.
Riauterkini-PEKANBARU-Kasubdin Harga dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Riau, Ferry HC Putra kepada Riauterkini selasa (7/10) mengatakan bahwa atas kesepakatan bersama, rapat harga TBS ditiadakan. Alasannya, masih suasana lebaran.
"Petani dan perusahaan perkebunan sudah menyepakati bahwa untuk rapat harga pekan ini ditiadakan karena masih dalam suasana lebaran. Mengenai harga TBS, juga disepakati harga pekan lalu sebesar Rp 1.171 perKg. Turun dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp 1.263 perKg-nya," terangnya.
Seperti yang dilansir Riauterkini pekan lalu, pada rapat harga selasa (16/9) berlangsung alot. Buktinya, rapat yang dimulai sejak pagi hingga tengah hari belum menghasilkan keputusan apa-apa.
Memang dalam awal rapat yang dilaksanakan di Aula Gedung Dinas Perkebunan Riau ini sudah ada wacana bahwa harga TBS turun sebesar Rp 94 perkg. Namun, karena petani 'keberatan' dengan penurunan harga tersebut, maka para petani meminta pihak perusahaan untuk meninjau ulang penurunan harga sebesar Rp 94 perKg tersebut.
Ketua Aspekpir Riau, Setiyono kepada Riauterkini waktu itu menyatakan keberatan atas melorotnya harga TBS sebesar Rp 94 perKg. Mereka minta agar turunnya harga TBS tidak lebih dari Rp 60 perKg atau sekurang-kurangnya harga masih Rp 1200 perKg-nya dari harga pekan lalu yang sebesar Rp 1263 perKg TBS.
Alasannya, menurut Setiyono, harga sejak beberapa waktu lalu sudah turun terus. Kemudian juga saat ini buulan Ramadhan. Dan sebentar lagi masuk lebaran Idul Fitri. "Kalau turun sebesar itu, apalagi yang untuk berlebaran," katanya.
Mulanya, perwakilan perusahaan tidak mengakomodir permintaan petani. Namun akhirnya, perwakilan perusahaan melakukan rapat tertutup untuk membahas permintaan para petani.
Hasil rapat perwakilan perusahaan memutuskan bahwa mereka mengakomodir permintaan petani kendati tidak secara utuh. Karena keputusannya adalah mengurangi jumlah penurunan sebesar Rp 2 perKg.
Dari jumlah penurunan sebelumnya sebesar Rp 94 perKg menjadi Rp 92 perKg-nya. Atau dari harga pekan lalu Rp 1263 perKg menjadi Rp 1171 perKg-nya.
"Semula turunnya Rp 97 perKg. Lalu dikoreksi menjadi Rp 1169. Kemudian ada penambahan Rp 2 rupiah permintaan petani menjadi 1171," kata Ketua Aspekpir Riau, Setiyono.
Disinggung mengenai penyebab munculnya trend turunnya harga TBS, Setiyono mengatakan bahwa banyak hal yang menjadi pemicunya. Yaitu panen raya banjir buah, harga CPO luar negeri turun, ada persaingan negative antar pengusaha, isu permainan broker, isu penurunan pajak ekspor dan isu lingkungan oleh LSM.***(H-we)
Karena masih terhitung suasana lebaran, akhirnya disepakati bahwa untuk pekan ini masih digunakan harga TBS pekan lalu yang turun dari Rp 1.263 perKg pekan sebelumnya menjadi sebesar Rp 1.171 perKg-nya pada pekan lalu.
Riauterkini-PEKANBARU-Kasubdin Harga dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Riau, Ferry HC Putra kepada Riauterkini selasa (7/10) mengatakan bahwa atas kesepakatan bersama, rapat harga TBS ditiadakan. Alasannya, masih suasana lebaran.
"Petani dan perusahaan perkebunan sudah menyepakati bahwa untuk rapat harga pekan ini ditiadakan karena masih dalam suasana lebaran. Mengenai harga TBS, juga disepakati harga pekan lalu sebesar Rp 1.171 perKg. Turun dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp 1.263 perKg-nya," terangnya.
Seperti yang dilansir Riauterkini pekan lalu, pada rapat harga selasa (16/9) berlangsung alot. Buktinya, rapat yang dimulai sejak pagi hingga tengah hari belum menghasilkan keputusan apa-apa.
Memang dalam awal rapat yang dilaksanakan di Aula Gedung Dinas Perkebunan Riau ini sudah ada wacana bahwa harga TBS turun sebesar Rp 94 perkg. Namun, karena petani 'keberatan' dengan penurunan harga tersebut, maka para petani meminta pihak perusahaan untuk meninjau ulang penurunan harga sebesar Rp 94 perKg tersebut.
Ketua Aspekpir Riau, Setiyono kepada Riauterkini waktu itu menyatakan keberatan atas melorotnya harga TBS sebesar Rp 94 perKg. Mereka minta agar turunnya harga TBS tidak lebih dari Rp 60 perKg atau sekurang-kurangnya harga masih Rp 1200 perKg-nya dari harga pekan lalu yang sebesar Rp 1263 perKg TBS.
Alasannya, menurut Setiyono, harga sejak beberapa waktu lalu sudah turun terus. Kemudian juga saat ini buulan Ramadhan. Dan sebentar lagi masuk lebaran Idul Fitri. "Kalau turun sebesar itu, apalagi yang untuk berlebaran," katanya.
Mulanya, perwakilan perusahaan tidak mengakomodir permintaan petani. Namun akhirnya, perwakilan perusahaan melakukan rapat tertutup untuk membahas permintaan para petani.
Hasil rapat perwakilan perusahaan memutuskan bahwa mereka mengakomodir permintaan petani kendati tidak secara utuh. Karena keputusannya adalah mengurangi jumlah penurunan sebesar Rp 2 perKg.
Dari jumlah penurunan sebelumnya sebesar Rp 94 perKg menjadi Rp 92 perKg-nya. Atau dari harga pekan lalu Rp 1263 perKg menjadi Rp 1171 perKg-nya.
"Semula turunnya Rp 97 perKg. Lalu dikoreksi menjadi Rp 1169. Kemudian ada penambahan Rp 2 rupiah permintaan petani menjadi 1171," kata Ketua Aspekpir Riau, Setiyono.
Disinggung mengenai penyebab munculnya trend turunnya harga TBS, Setiyono mengatakan bahwa banyak hal yang menjadi pemicunya. Yaitu panen raya banjir buah, harga CPO luar negeri turun, ada persaingan negative antar pengusaha, isu permainan broker, isu penurunan pajak ekspor dan isu lingkungan oleh LSM.***(H-we)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar