Friday, 24 October 2008
Melorot Hingga Rp 80/Kg, Harga Pemerintah Tak Diikuti
MUARATEBO - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Tebo makin terjun bebas. Dari harga Rp 400, Rp 200 kini di tingkatan petani hanya dihargai Rp 80/kg yang membuat petani makin tercekik. Informasi yang dirangkum Jambi Ekspres di lapangan, TBS yang dihargai Rp 80/Kg terjadi di Kecamatan Muara Tabir.
Harga serendah itu, terjadi pada perkebunan sawit yang terletak sangat jauh dari jalan dan merupakan harga bersih yang diterima petani pemilik kelapa sawit setelah dikurangi biaya-biaya ongkos angkut, pemanenan dan lainnya. Jika kebun sawitnya berada di pinggir jalan masih dihargai Rp 200/Kg pada tingkat toke dan harga jual TBS langsung ke pabrik sebesar Rp 400/kg.
‘’Petani makin sengsaro, petani hanya bisa terima bersih Rp 80/kg dari penjualan TBS. Apalagi memang kebun kami ko jauh dari jalan dan mobil truk angkutan tak bisa masuk kebun karena jalannya rusak,’’ ujar Masri, salah satu petani kelapa sawit di Muara Tabir, kemarin. Harga pasar TBS yang serendah itu, jauh dari ketetapan harga yang sudah ditentukan. Padahal Dinas Perkebunan Kabupaten Tebo sudah mengeluarkan ketetapan harga TBS untuk periode tanggal 21 Oktober sampai 5 November yakni Rp 892,21 dan Rp 631.
Krisis ekonomi global ini juga berdampak pada harga karet. Kendati masih jauh dari harga normal yang dahulu rata-rata di atas Rp 10.000 ke atas, sebelumnya harga karet pernah jatuh sampai Rp 3.000/kg, namun hari ini (kemarin) sudah mulai naik Rp 4.800 di pasar lelang karet yang ada di Tebo.
‘’Petani masih sedikit untung jika karet dijual di pasar lelang, namun jika dijual dengan toke hanya dihargai Rp 2.500 – Rp 3.000. Perkembangan harga karet ini berganti setiap hari. Petani karet kini lebih memilih menjual hasil kebunnya ke pasar lelang, karena untungnya lebih banyak apalagi getah karetnya bersih tak dicampur tatal dan kering,’’ tukas Suwarjo, salah satu petani karet di Kecamatan Rimbo Ilir, kemarin. (uka)
Melorot Hingga Rp 80/Kg, Harga Pemerintah Tak Diikuti
MUARATEBO - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Tebo makin terjun bebas. Dari harga Rp 400, Rp 200 kini di tingkatan petani hanya dihargai Rp 80/kg yang membuat petani makin tercekik. Informasi yang dirangkum Jambi Ekspres di lapangan, TBS yang dihargai Rp 80/Kg terjadi di Kecamatan Muara Tabir.
Harga serendah itu, terjadi pada perkebunan sawit yang terletak sangat jauh dari jalan dan merupakan harga bersih yang diterima petani pemilik kelapa sawit setelah dikurangi biaya-biaya ongkos angkut, pemanenan dan lainnya. Jika kebun sawitnya berada di pinggir jalan masih dihargai Rp 200/Kg pada tingkat toke dan harga jual TBS langsung ke pabrik sebesar Rp 400/kg.
‘’Petani makin sengsaro, petani hanya bisa terima bersih Rp 80/kg dari penjualan TBS. Apalagi memang kebun kami ko jauh dari jalan dan mobil truk angkutan tak bisa masuk kebun karena jalannya rusak,’’ ujar Masri, salah satu petani kelapa sawit di Muara Tabir, kemarin. Harga pasar TBS yang serendah itu, jauh dari ketetapan harga yang sudah ditentukan. Padahal Dinas Perkebunan Kabupaten Tebo sudah mengeluarkan ketetapan harga TBS untuk periode tanggal 21 Oktober sampai 5 November yakni Rp 892,21 dan Rp 631.
Krisis ekonomi global ini juga berdampak pada harga karet. Kendati masih jauh dari harga normal yang dahulu rata-rata di atas Rp 10.000 ke atas, sebelumnya harga karet pernah jatuh sampai Rp 3.000/kg, namun hari ini (kemarin) sudah mulai naik Rp 4.800 di pasar lelang karet yang ada di Tebo.
‘’Petani masih sedikit untung jika karet dijual di pasar lelang, namun jika dijual dengan toke hanya dihargai Rp 2.500 – Rp 3.000. Perkembangan harga karet ini berganti setiap hari. Petani karet kini lebih memilih menjual hasil kebunnya ke pasar lelang, karena untungnya lebih banyak apalagi getah karetnya bersih tak dicampur tatal dan kering,’’ tukas Suwarjo, salah satu petani karet di Kecamatan Rimbo Ilir, kemarin. (uka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar