Welcome To Riau Info Sawit

Kepada pengunjung Blog ini jika ingin bergabung menjadi penulis, silahkan kirim alamat email serta pekerjaan anda ke : anaknegeri.andalas@gmail.com

Sabtu, 25 Oktober 2008

Pengapalan CPO Mulai Menurun

Sabtu, 25 Oktober 2008 | 00:09 WIB

Medan, Kompas - Pengapalan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara, mulai menurun. Sebagian kapal menunggu muatan meski persediaan minyak sawit di tangki timbun banyak. Situasi ini mulai dimanfaatkan spekulan mencari kebun baru demi mendapatkan keuntungan tinggi.

”Hari ini pengapalan minyak sawit keluar pelabuhan sudah mulai turun. Kemarin ada empat kapal yang terjadwal belum sandar. Hari ini ada dua saja,” kata Penyelia Perencanaan Pusat Pelayanan Satu Atap PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan, Mulyono, Kamis (23/10) di Medan.

Mulyono menuturkan, saat ini ada empat kapal yang bersandar di Terminal Curah Cair, Dermaga Ujung Baru, Pelabuhan Belawan, Medan. Kapal yang dimaksud, antara lain TK (Tongkang) Abadi (dari Rengat) sedang membongkar muatan, MT G Mangalore, MT Yong Cheng, dan MT G Freezia. Adapun kapal pengangkut minyak sawit yang berada di lampu 1 Belawan, yaitu MT Bold World dan MT Asia Star.

Di perairan yang sama, kapal CPO yang belum terjadwal ada enam kapal. Mereka, kata Mulyono, belum jelas akan bersandar kapan di dermaga. ”Padahal, sebagian tangki timbun dalam posisi penuh isinya. Mereka saya duga menunggu pemuatan sampai harga kembali membaik,” tutur Mulyono.

Sebelumnya Sekretaris I Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut Timbas Prasad Ginting mengatakan, sebagian pengusaha mulai melakukan negosiasi ulang. Negosiasi ulang ini terjadi lantaran harga CPO masih rendah. Saat ini transaksi penjualan CPO yang dibuat dua bulan silam mulai berakhir. Mereka ada yang tidak lagi melanjutkan kontrak sambil menunggu perubahan harga.

Timbas menanggapi turunnya pajak ekspor CPO dari 7,5 persen menjadi 2,5 persen per 1 November ini. Penurunan ini tidak berarti banyak bagi pengusaha sawit. Bahkan jika pajak sawit nol pun, pengusaha masih merugi menjual sawit ke pasar internasional. ”Pemerintah harus mengambil inisatif, misalnya memanfaatkan melimpahnya stok CPO di dalam negeri. Kebijakan mengembangkan biodiesel mulai jadi pertimbangan lagi. Sekarang saatnya untuk memikirkan ini,” katanya.

Kepala Seksi Pengembangan Usaha dan Perizinan Perkebunan Dinas Perkebunan Sumut Nazli mengatakan, belakangan mulai banyak orang yang mencari kebun sawit baru. Mereka menanyakan pihak yang mau menjual kebun kelapa sawit. (NDY)

Tidak ada komentar: