Palembang, Kompas - Kesenjangan yang tinggi antara kebutuhan dan produksi menyebabkan sebagian petani padi di Indonesia sulit mendapatkan pupuk urea, terutama setiap awal musim tanam tiba. Kondisi itu juga diperparah oleh saling berebutnya petani mendapatkan pupuk urea dengan harga subsidi.
Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengutarakan itu dalam Kongres Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Tahun 2008 di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (14/10). Turut hadir dalam acara itu yaitu Gubernur Sumsel Mahyuddin.
Anton mengatakan, selama musim tanam tahun 2008 kebutuhan pupuk urea di seluruh Indonesia 9 juta ton, sedangkan produksinya 5,7 juta ton. ”Sebenarnya petani tidak perlu mutlak harus menggunakan pupuk urea jika memang sulit dicari mengingat ada substitusinya seperti pupuk NPK,” katanya.
Memasuki musim tanam padi sekarang, persediaan pupuk urea di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tinggal 10.951 ton. Padahal, para petani membutuhkan sekitar 15.000 ton untuk dua kali pemupukan. Para kelompok tani mendesak Pemerintah Kabupaten Blora untuk menutup kekurangan pupuk itu.
Kepala Subdinas Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Blora, Pujiyanto, Selasa, mengatakan, sisa pupuk itu cukup jika petani menerapkan sistem pemupukan berimbang. Namun, sebagian besar petani tak mempraktikkan itu sehingga kekurangan pupuk selalu terjadi.
Sebulan lalu Bupati Blora Yudhi Sancoyo meminta tambahan 8.000 pupuk kepada Gubernur Jateng. Namun, gubernur hanya menyetujui 1.700 ton.
Menurut pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Kabupaten Demak, Muhammad Gufron, Selasa, di tengah kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi, petani di Jateng sebagian telah menanam padi. Luas tanaman padi seluruhnya di Jateng diperkirakan 648.307 hektar.
Di Karawang, Jawa Barat, pelaksanaan distribusi pupuk bersubsidi secara tertutup pada 2009 diperkirakan akan terkendala pola tanam yang tak serempak dan minimnya modal petani. Camat Tirtamulya I Sujana mengatakan, Bupati Karawang menginstruksikan seluruh camat terlibat aktif dalam pendistribusian pupuk bersubsidi.
Di Jember, untuk mengantisipasi menutupi kekurangan pupuk urea bersubsidi, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Ketahanan Pangan mengajukan tambahan ke Pemprov Jatim sebanyak 9.800 ton. Namun, sampai saat ini belum mendapat jawaban pasti. (HEN/MKN/ONI/SIR/WHO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar