Sabtu, 11 Oktober 2008 17:26
Petani Menjerit,
Para petani karet di Riau menghadapi situasi sangat berat menyusul anjloknya harga getah lebih dari 50 persen. Kondisi serupa juga telah dialami petani kelapa sawit tiga bulan terakhir.
Riauterkini-PEKANBARU- Setelah harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit anjlok ke titik paling rendah sejak dua tahun terakhi, kini harga getah karet turut menluncur deras dan akhirnya terhenti pada level di bawah Rp 5.000/kilogram. Padahal pekan sebelumnya harga getah karet masih di atas Rp 10.000/kilogram.
Kondisi itu tentu saja menjadi pukulan sangat keras bagi para petani karet. Meraka tak bisa menerima, namun tak berdaya menghadapi perbuhana ekstrim komiditas perkebunannya. "Saya sempat tak percaya, saat kemarin di pasaran Jumat saya jual getah dihargai empat ribu limaratus sekilo," keluh Syamsuri, petani karet di Desa Binaan Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri, Kampar kepada riauterkini, Sabtu (11/10).
Dengan harga serendah itu, Syamsuri mengaku hanya mendapatkan uang Rp 200.000 untuk hasil menyadap pohon karet selama sepekan. Padahal sebelumnya ia masih bisa membawa pulan uang Rp 500.000 untuk getah seberat 70 kilogram.
"Kalau seperti ini harga getah, bisa sengsara hidup kami. Mana harga beras tak ikut turun," keluh Syamsuri.
Keterkejutan serupa juga disampaikan Suhanto, buruh sadap getah yang tinggal di Desa Sukadamai, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu. Harga karet yang mendadak turun dratis menyebabkan penghasilan ayah dua putra tersebut tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sebagai buruh penakik getah, Suhanto mendapat imbalan satu pertiga. Dua pertiga menjadi bagian pemilik kebun. Padahal harga getah di Rohul masih tergolong tinggi, dibanding di Kampar, yakni berkisar Rp 6.000/kilogram. "Waktu nimbang kemarin saya hanya mendapat uang seratus limapuluh ribu. Jauh dari yang biasa saya dapatkan saat harga kemarin," keluhnya kepada riauterkini.
Anjloknya harga karet menyusul harga TBS kelapa sawit yang sudah terjun terlebih dahulu. Saat ini harga TBS berkisar Rp 500/kilogram. Sebuah angka yang jauh dari memadai, meningat harga pupuk saat ini terus menjulang.***(mad)
Petani Menjerit,
Para petani karet di Riau menghadapi situasi sangat berat menyusul anjloknya harga getah lebih dari 50 persen. Kondisi serupa juga telah dialami petani kelapa sawit tiga bulan terakhir.
Riauterkini-PEKANBARU- Setelah harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit anjlok ke titik paling rendah sejak dua tahun terakhi, kini harga getah karet turut menluncur deras dan akhirnya terhenti pada level di bawah Rp 5.000/kilogram. Padahal pekan sebelumnya harga getah karet masih di atas Rp 10.000/kilogram.
Kondisi itu tentu saja menjadi pukulan sangat keras bagi para petani karet. Meraka tak bisa menerima, namun tak berdaya menghadapi perbuhana ekstrim komiditas perkebunannya. "Saya sempat tak percaya, saat kemarin di pasaran Jumat saya jual getah dihargai empat ribu limaratus sekilo," keluh Syamsuri, petani karet di Desa Binaan Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri, Kampar kepada riauterkini, Sabtu (11/10).
Dengan harga serendah itu, Syamsuri mengaku hanya mendapatkan uang Rp 200.000 untuk hasil menyadap pohon karet selama sepekan. Padahal sebelumnya ia masih bisa membawa pulan uang Rp 500.000 untuk getah seberat 70 kilogram.
"Kalau seperti ini harga getah, bisa sengsara hidup kami. Mana harga beras tak ikut turun," keluh Syamsuri.
Keterkejutan serupa juga disampaikan Suhanto, buruh sadap getah yang tinggal di Desa Sukadamai, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu. Harga karet yang mendadak turun dratis menyebabkan penghasilan ayah dua putra tersebut tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sebagai buruh penakik getah, Suhanto mendapat imbalan satu pertiga. Dua pertiga menjadi bagian pemilik kebun. Padahal harga getah di Rohul masih tergolong tinggi, dibanding di Kampar, yakni berkisar Rp 6.000/kilogram. "Waktu nimbang kemarin saya hanya mendapat uang seratus limapuluh ribu. Jauh dari yang biasa saya dapatkan saat harga kemarin," keluhnya kepada riauterkini.
Anjloknya harga karet menyusul harga TBS kelapa sawit yang sudah terjun terlebih dahulu. Saat ini harga TBS berkisar Rp 500/kilogram. Sebuah angka yang jauh dari memadai, meningat harga pupuk saat ini terus menjulang.***(mad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar