Jum’at, 17 Oktober 2008 16:07
PKS Nonkebun Harus Bermitra Petani Mandiri
Harga sawit diprediksikan baru akan kembali normal pada Februari 2009 mendatang. Menjelang itu petani sawit swadaya diharapkan melakukan MoU dengan PKS nonkebun untuk bisa menjaga harga TBS mereka.
Riauterkini-PEKANBARU-Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gabki) Riau, Wisnu Oriza Suharto kepada Riauterkini Jum'at (17/10) memprediksikan harga TBS di tingkat petani sawit swadaya yang anjlok hingga Rp 250 perKg-nya akan kembali normal pada February 2009 mendatang. Menjelang itu, agar harga TBS petani sawit swadaya tidak terus merosot, perlu adanya memorandum of understanding (MoU) antara petani sawit swadaya dengan PKS non kebun yang difasilitasi oleh Dinas Perkebunan sebagai pemangku kebijakan.
Ia mengakui, harga TBS di tingkat petani memang sangat jatuh. Diperparah dengan kondisi distribusi TBS yang melalui banyak rantai. Sehingga harga di tingkat petani menjadi sangat rendah dan rentan dipermainkan. Untuk itu, memang harus ada perjanjian kerjasama antara petani swadaya dengan PKS non kebun agar masing-masing pihak dapat saling menjaga kepentingan masing-masing.
"PKS non kebun bisa terjaga suply bahan baku TBS, sementara pihak petani bisa terjaga pasar bagi TBS mereka. Namun itu perlu difasilitasi oleh Dinas Perkebunan sebagai pemangku kebijakan. Tentunya agar masing-masing pihak dapat diuntungkan. Selain itu juga perlu adanya pembinaan bagi petani swadaya. Baik mengenai cara pemupukan, cara pemanenan maupun pemeliharaannya. Tentunya agar kualitas produksi TBS mereka menjadi lebih baik,"katanya.
Katanya, Gabki sendiri akan mendukung dan membantu adanya MoU tersebut. Yaitu dengan meminta kepada PKS-PKS non kebun untuk dapat melakukan kerjasama dengan petani sawit swadaya. Karena menurutnya, beberapa PKS non kebun di Riau banyak yang menjadi anggota Gabki.
Disinggung mengenai himbauan Kadisbun Riau, Soesilo yang meminta perusahaan perkebunan inti juga menerima TBS dari petani sawit swadaya, Direktur PT Ivo Mas (anak perusahaan PT Sinar Mas Group) ini mengatakan bahwa saat ini di perusahaannya menerapkan harga beli TBS petani sesuai dengan hasil rapat harga di Disbun Riau. Yaitu dari harga Rp 750 hingga Rp 1.029 perKg-nya.
"Terkait dengan hibauan tersebut, kami juga menyesuaikan dengan kapasitas mesin produksi kami. Jika kapasitasnya sudah tercukupi oleh TBS dari kebun inti dan plasma, maka kita juga tidak mengambil dari luar. Selama ini bahan baku TBS bagi PKS kami sudah tercukupi. Sehingga kami tidak mengambil dari luar," terangnya.***(H-we)
PKS Nonkebun Harus Bermitra Petani Mandiri
Harga sawit diprediksikan baru akan kembali normal pada Februari 2009 mendatang. Menjelang itu petani sawit swadaya diharapkan melakukan MoU dengan PKS nonkebun untuk bisa menjaga harga TBS mereka.
Riauterkini-PEKANBARU-Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gabki) Riau, Wisnu Oriza Suharto kepada Riauterkini Jum'at (17/10) memprediksikan harga TBS di tingkat petani sawit swadaya yang anjlok hingga Rp 250 perKg-nya akan kembali normal pada February 2009 mendatang. Menjelang itu, agar harga TBS petani sawit swadaya tidak terus merosot, perlu adanya memorandum of understanding (MoU) antara petani sawit swadaya dengan PKS non kebun yang difasilitasi oleh Dinas Perkebunan sebagai pemangku kebijakan.
Ia mengakui, harga TBS di tingkat petani memang sangat jatuh. Diperparah dengan kondisi distribusi TBS yang melalui banyak rantai. Sehingga harga di tingkat petani menjadi sangat rendah dan rentan dipermainkan. Untuk itu, memang harus ada perjanjian kerjasama antara petani swadaya dengan PKS non kebun agar masing-masing pihak dapat saling menjaga kepentingan masing-masing.
"PKS non kebun bisa terjaga suply bahan baku TBS, sementara pihak petani bisa terjaga pasar bagi TBS mereka. Namun itu perlu difasilitasi oleh Dinas Perkebunan sebagai pemangku kebijakan. Tentunya agar masing-masing pihak dapat diuntungkan. Selain itu juga perlu adanya pembinaan bagi petani swadaya. Baik mengenai cara pemupukan, cara pemanenan maupun pemeliharaannya. Tentunya agar kualitas produksi TBS mereka menjadi lebih baik,"katanya.
Katanya, Gabki sendiri akan mendukung dan membantu adanya MoU tersebut. Yaitu dengan meminta kepada PKS-PKS non kebun untuk dapat melakukan kerjasama dengan petani sawit swadaya. Karena menurutnya, beberapa PKS non kebun di Riau banyak yang menjadi anggota Gabki.
Disinggung mengenai himbauan Kadisbun Riau, Soesilo yang meminta perusahaan perkebunan inti juga menerima TBS dari petani sawit swadaya, Direktur PT Ivo Mas (anak perusahaan PT Sinar Mas Group) ini mengatakan bahwa saat ini di perusahaannya menerapkan harga beli TBS petani sesuai dengan hasil rapat harga di Disbun Riau. Yaitu dari harga Rp 750 hingga Rp 1.029 perKg-nya.
"Terkait dengan hibauan tersebut, kami juga menyesuaikan dengan kapasitas mesin produksi kami. Jika kapasitasnya sudah tercukupi oleh TBS dari kebun inti dan plasma, maka kita juga tidak mengambil dari luar. Selama ini bahan baku TBS bagi PKS kami sudah tercukupi. Sehingga kami tidak mengambil dari luar," terangnya.***(H-we)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar