Rabu, 22 Oktober 2008 08:52
Petani kelapa sawit dan karet belakangan ini resah, bukan sekedar disebabkan anjkloknya harga, namun juga karena merebaknya isu banyak petani bunuh diri, tak tahan stres!
Riauterkini-PEKANBARU- Sudah sepekan terakhir beredar isu yang menjadi buah gunjing warga Desa Sukadamai, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Disebarkan kabar, bahwa akibat harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit anjlok, ada tiga warga Desa Tanjung Medan, masih di kecamatan yang sama, bunuh diri. Mereka stres tak sanggup menahan beban hutang mendadak tak bisa dibayarkan.
"Kabarnya di DU (Tanjung Medan.red) sudah ada tiga orang yang bunuh diri akibat harga sawit murah. Katanya stres karena terlanjur baru kredit mobil, tiba-tiba harga sawit murah," tutur Nikmah, seorang warga Suka Damai yang dihubungi riauterkini kemarin.
Hanya saja ketika ditanya siapa saja nama warga yang menghakhiri hidupnya dengan tragis karena harga sawit murah, Nikmah tak bisa menyebutkan. "Saya tak tahu pasti, karena kabar itu tersebar dari kemarin," tukasnya.
Ternyata isu serupa juga tersebar di sejumlah desa perkebunan di Kecamatan Kampar Kiri Tengah. Bahkan isu tersebut sudah muncul sejak sepekan silam. Seorang saleh peralatan sekolah sempat mengabarkan berita adanya tiga di salah satu desa di Kecamatan Kampar Kiri Tengah yang bunuh diri akibat stres mikirkan harga sawit anjlok. "Saya tadi baru pulang nagih di Sungai Pagar, kabarnya ada tiga wargan desa mana gitu, yang bunuh diri akibat harga sawit murah," tutur Agus kepada riauterkini.
Namun sebagaimana Nikmah, Agus juga mengaku tak tahu nama dan kapan ketiga warga tersebut bunuh diri. Ia kemudian memberikan nama dan nomor hand phone salah seorang warga desa di mana ada tiga warganya bunuhnya. Namun warga bernama Tumijo itu membantah isu tersebut. "Itu tidak benar, Pak. Tidak pernah ada tetangga kami yang bunuh diri, apa lagi sampai tiga orang," sanggah Tumijo saat dihubungi riauterkini.
Bantahan lebih tegas disampaikan Kapolres Kampar AKBP M Zainal Mutaqien saat dikonfermasi riauterkini. "Saya yakin kabar itu tidak benar. Hanya isu. Tapi nanti saya coba tanya ke Kapolseknya, tapi saya yakin itu tidak benar," tegasnya.
Berkemungkinan isu itu sengaja dihembus-hembuskan pihak tertentu dengan kepentingan tertentu. Misalnya spekulan tanah agar banyak petani yang mau menjual kebun kelapa sawitnya dengan harga murah karena resah. Atau isu tersebut menyebar tanpa tujuan ekonomi, sekedar menghangatkan suasana. Walahualam.***(mad)
Petani kelapa sawit dan karet belakangan ini resah, bukan sekedar disebabkan anjkloknya harga, namun juga karena merebaknya isu banyak petani bunuh diri, tak tahan stres!
Riauterkini-PEKANBARU- Sudah sepekan terakhir beredar isu yang menjadi buah gunjing warga Desa Sukadamai, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Disebarkan kabar, bahwa akibat harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit anjlok, ada tiga warga Desa Tanjung Medan, masih di kecamatan yang sama, bunuh diri. Mereka stres tak sanggup menahan beban hutang mendadak tak bisa dibayarkan.
"Kabarnya di DU (Tanjung Medan.red) sudah ada tiga orang yang bunuh diri akibat harga sawit murah. Katanya stres karena terlanjur baru kredit mobil, tiba-tiba harga sawit murah," tutur Nikmah, seorang warga Suka Damai yang dihubungi riauterkini kemarin.
Hanya saja ketika ditanya siapa saja nama warga yang menghakhiri hidupnya dengan tragis karena harga sawit murah, Nikmah tak bisa menyebutkan. "Saya tak tahu pasti, karena kabar itu tersebar dari kemarin," tukasnya.
Ternyata isu serupa juga tersebar di sejumlah desa perkebunan di Kecamatan Kampar Kiri Tengah. Bahkan isu tersebut sudah muncul sejak sepekan silam. Seorang saleh peralatan sekolah sempat mengabarkan berita adanya tiga di salah satu desa di Kecamatan Kampar Kiri Tengah yang bunuh diri akibat stres mikirkan harga sawit anjlok. "Saya tadi baru pulang nagih di Sungai Pagar, kabarnya ada tiga wargan desa mana gitu, yang bunuh diri akibat harga sawit murah," tutur Agus kepada riauterkini.
Namun sebagaimana Nikmah, Agus juga mengaku tak tahu nama dan kapan ketiga warga tersebut bunuh diri. Ia kemudian memberikan nama dan nomor hand phone salah seorang warga desa di mana ada tiga warganya bunuhnya. Namun warga bernama Tumijo itu membantah isu tersebut. "Itu tidak benar, Pak. Tidak pernah ada tetangga kami yang bunuh diri, apa lagi sampai tiga orang," sanggah Tumijo saat dihubungi riauterkini.
Bantahan lebih tegas disampaikan Kapolres Kampar AKBP M Zainal Mutaqien saat dikonfermasi riauterkini. "Saya yakin kabar itu tidak benar. Hanya isu. Tapi nanti saya coba tanya ke Kapolseknya, tapi saya yakin itu tidak benar," tegasnya.
Berkemungkinan isu itu sengaja dihembus-hembuskan pihak tertentu dengan kepentingan tertentu. Misalnya spekulan tanah agar banyak petani yang mau menjual kebun kelapa sawitnya dengan harga murah karena resah. Atau isu tersebut menyebar tanpa tujuan ekonomi, sekedar menghangatkan suasana. Walahualam.***(mad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar