Sawit Cuma Rp350 per Kg, Gubri Bakal Lapor Presiden
Rabu, 15 Oktober 2008 | 09:28 WIB | |
PEKANBARU--Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Riau, semakin menyakitkan hati petani. Di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) harga TBS sawit rakyat anjlok hingga Rp350 per kilogram. Sementara di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) hanya Rp375 per kilogramnya. Di Kabupaten Siak harga sawit tak jauh beda, berkisar antara Rp400 sampai Rp500 per kilogram. Padahal sebelumnya, harga di atas Rp2.800 per kilogram. Anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Riau Drs Edyanus Herman Halim MSi kepada Riau Pos, Selasa (14/10) menyebutkan, dirinya mengaku mendapat laporan dari petani sawit di Kuansing harga saat ini jatuh sudah pada Rp350 per kg. Karena itu Edyanus mengingatkan Gubernur Riau segera agar mengumpulkan sejumlah pengusaha sawit, Kadin, kepala dinas untuk kembali mempertahankan harga sawit rakyat pada harga yang pantas. ‘’Pemerintah harus segera mengumpulkan pengusaha perkebunan, pengusaha CPO, pemilik pabrik dan Kadin, agar menetapkan harga sawit yang adil untuk petani sawit di kampung, sehingga harganya tidak jauh beda dengan sawit perkebunan inti,’’ ujar akademisi di Universitas Riau ini. Sebenarnya, kata Edyanus, harga sawit tidak akan terlalu murah, jika pemerintah mau membangun pabrik minyak goreng, mentega, biofuel (solar dan oli) atau sejumlah industri hilir dari pengolahan sawit. ‘’Kita heran, harga minyak goreng tetap tinggi, tapi harga sawit kok turun drastis. Lebih baik kita bangun saja pabrik minyak goreng di Riau ini. Kalau cuma satu di Dumai pabrik minyak goreng saya kita itu tidak cukup,’’ jelasnya. Dari Tembilahan, Kadisperindag Inhil H Masdjuri Hasan dan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Inhil, Syafrinal Hedy mengakui kondisi harga sawit saat ini memang sedang anjlok di daerahnya. Bahkan produk-produk perkebunan lainnya, seperti kelapa dan karet, juga tengah turun drastis harganya. ‘’Fenomena harga anjlok ini sudah terjadi sejak beberapa waktu belakangan ini. Memang harga komoditi perkebunan kadang-kadang mengalami kenaikan dan ada pasang surutnya juga. Namun kondisi harga yang terjadi saat ini sangat tidak masuk akal dan memperihatinkan petani. Mereka sangat dirugikan dengan kondisi saat ini, karena kerja dengan hasil yang didapatkan tidak sebanding,’’ jelas Masdjuri. Sementara itu, belasan petani sawit di Desa Kuala Gasib, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, juga mengeluhkan harga sawit yang sudah sangat rendah tersebut. Salah seorang petani di Koto Gasib, Abdul Jalil menyebutkan, harga buah sawit saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, yakni antara Rp400 sampai Rp500 per kilogramnya. ‘’Penurunan harga sawit hingga harga terendah, membuat kami para petani di Koto Gasib ini semakin mengalami kesulitan. Namun kami tetap panen meski akhirnya penghasilan kami minim dan tidak memadai,’’ jelas Abdul Jalil, Selasa (14/10), seraya berharap ada perhatian pemerintah agar harga buah sawit ini tidak turun terus dan dapat kembali normal hendaknya. Abdul Jalil menyebutkan, kondisi petani sawit semakin sulit karena harga-harga pupuk juga terus mengalami peningkatan. Harga pupuk ditingkat petani terus mengalami kenaikan. Misalnya, NPK saat ini sudah mencapai Rp500.000 per karung, Urea Rp300.000 per karung dan KCL Rp400.000 per karung. Lapor Presiden Kondisi yang semakin memprihatinkan ini membuat Gubernur Riau Drs H Wan Abubakar MS MSi akan membawa permasalan ini ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kebetulan, sesuai radiogram Menteri Dalam Negeri nomor 080/3023/SJ tertanggal 10 Oktober 2008, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono memanggil seluruh Gubernur se-Indonesia untuk mengadakan rapat koordinasi (Rakor), Rabu (15/10) pukul 14.00 WIB di ruang rapat gedung Sekretariat Negara Jakarta. ‘’Saya pasti hadir dan memang ini penting sekali. Selain mempersiapkan seluruh data kondisi keuangan dan kondisi daerah, saya juga akan sempatkan mengadukan beberapa hal yang saat ini dihadapi daerah kepada Bapak Presiden,’’ ujar Gubri kepada wartawan saat peninjauan longsor di Kampar, Selasa (14/10). ‘’Kita akan adukan semua kondisi riil petani sawit Riau dan minta perhatian serta jalan keluar terbaik dari pemerintah pusat bagi petani-petani kita di daerah,’’ lanjutnya. Wan pun mengimbau, di tengah kondisi krisis ekonomi seperti saat ini, masyarakat diminta tetap tenang. Kepada pengusaha dan para spekulan, juga diingatkan untuk tidak mengambil keuntungan di tengah persoalan ekonomi bangsa saat ini.(afz/rpg/jrr/wik/n/fia) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar