Welcome To Riau Info Sawit

Kepada pengunjung Blog ini jika ingin bergabung menjadi penulis, silahkan kirim alamat email serta pekerjaan anda ke : anaknegeri.andalas@gmail.com

Senin, 03 November 2008

Ekspor CPO Melesat Akibat Penurunan Pajak


Senin, 03/11/2008 14:55 WIB
Wahyu Daniel - detikFinance








Jakarta - Ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) kembali mencatat kenaikan. Penurunan pungutan ekspor CPO diyakini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kenaikan ekspor CPO.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan dalam jumpa pers di Gedung BPS, Jalan Dr Sutomo, Jakarta, Senin (3/11/2008).

"Ekspor terbesar di bulan September tetap CPO yang memainkan peranan. Jadi dalam 5 bulan terakhir, naik turunnya ekspor itu, karena CPO sebab kan terjadi fluktuasi harga CPO. Kemudian kebijakan penurunan pajak ekspor CPO juga berpengaruh terhadap kenaikan ekspor CPO pada bulan September," ujarnya.

Pada bulan September, pajak ekspor CPO diturunkan menjadi 10 persen, kemudian di bulan Oktober pajak ekspor ditetapkan sebesar 7,5 persen. Setelah itu di bulan November ini, pajak ekspor CPO ditetapkan sebesar 0 persen.

"Saya kira kalau CPO bisa diterapkan 0 persen bisa lebih kencang lagi ekspornya, jadi naik turunnya ekspor masih ditentukan oleh CPO sampai saat ini," ujarnya.

Pada bulan September, berdasarkan catatan BPS memang ekspor non migas khususnya untuk lemak dan minyak hewan nabati mengalami peningkatan terbesar US$ 303 juta.

Di sisi lain, penurunan harga minyak justru mengurangi ekspor produk minyak dan bahan bakar mineral. Penurunan terbesar terjadi pada ekspor bahan bakar mineral sebesar US$ 191,2 juta.

"Itu karena penurunan harga minyak dimana ekspor minyak mentah itu turun 14,5 persen menjadi US$ 1,011 miliar," ujarnya.

Eksopr hasil minyak juga turun 39,05 persen menjadi US$ 234,7 juta. Ekspor gas juga mengalami penurunan 13,23 persen menjadi US$ 1,187 miliar pada bulan September 2008.

"Hal ini dikarenakan harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia turun dari US$ 115,56 per barel di Agustus menjadi US$ 99,06 per barel di September 2008.(ddn/ir)

Tidak ada komentar: