Welcome To Riau Info Sawit

Kepada pengunjung Blog ini jika ingin bergabung menjadi penulis, silahkan kirim alamat email serta pekerjaan anda ke : anaknegeri.andalas@gmail.com

Rabu, 26 November 2008

Iklim Usaha Tak Dukung Industri Hilir Perluasan Lahan Sawit Ditunda

Rabu, 26 November 2008 | 02:13 WIB

Medan, Kompas - Iklim usaha industri hilir kelapa sawit dan pemerintah belum mendukung pengusaha untuk menjamin industri pengolahan minyak sawit mentah. Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sumatera Utara Laksamana Adiyaksa mengatakan itu di Medan, Selasa (25/11).

Menurut Laksamana, dalam industri pengolahan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), margin keuntungan bisnis ini tipis meski investasinya besar. Pengembalian investasi pun lama.

”Kalau membangun pabrik kelapa sawit, misalnya, butuh Rp 30 miliar, membangun industri hilir butuh 10 kali lipat,” katanya. Laksamana menyebutkan, hingga kini masih banyak dana siluman yang harus dikeluarkan pengusaha agar investasi bisa berjalan.

Senior Manager PT Sinar Oleochemical International (SOCI) Medan Johan Brien menyebutkan pula, belum ada upaya duduk bersama untuk menyelamatkan industri sawit, khususnya di tingkat daerah. Ia mengusulkan pemerintah menjembatani usaha-usaha itu untuk mencari solusi dan membangun sistem informasi bersama.

”Malaysia lebih punya kesempatan karena mereka mempunyai lobi internasional yang bagus, sementara lobi kita lemah,” tutur Johan.

Selama ini PT SOCI memasok produknya ke Amerika Serikat. Oleochemical itu digunakan untuk bahan kosmetika, pasta gigi, cokelat, hingga ban. Krisis ekonomi telah menyebabkan produksi PT SOCI turun 50 persen.

Ketua Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatera Selatan, kemarin, mengatakan, kendala pengembangan industri hilir sawit di Sumsel karena tidak ada kebijakan pemerintah yang mendukungnya. Faktor suku bunga perbankan yang tinggi juga menyebabkan investor enggan mengembangkan industri hilir.

Perluasan tertunda

Krisis yang melanda sektor perkebunan sawit juga menghentikan program perluasan lahan. Bahkan, semua perusahaan perkebunan mengurangi frekuensi dan volume pemupukan, serta menunda peremajaan pohon.

Menurut Sumarjono, kegiatan yang masih berjalan dengan normal saat ini hanyalah aktivitas panen. Namun, hasil panen tandan buah segar (TBS) masih menumpuk di lahan atau pabrik karena permintaan konsumen menurun.

Kepala Dinas Perkebunan Sumsel Syamuil Chatib optimistis, investor tetap melaksanakan revitalisasi perkebunan sawit meski harga CPO rendah.

Kepala Dinas Perkebunan Sumut Washington Siregar, kemarin, mengatakan, masih ada perluasan pada 2009. Itu terlihat dari permintaan kecambah (bibit) terus meningkat. Ia mengingatkan, perluasan perkebunan sawit hendaknya dilakukan dengan perencanaan. Pembukaan usaha yang berkembang belakangan umumnya pelaku usaha ini tidak menyiapkan industri hilir dan jaringan pemasaran yang baik. (ONI/WAD/WSI/NDY)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/26/02133769/iklim.usaha.tak.dukung.industri.hilir

Tidak ada komentar: