Bandar Lampung, Kompas - Nilai ekspor Lampung pada September 2008 turun 7,18 persen dibandingkan pada Agustus 2008. Penurunan lebih banyak terjadi pada ekspor komoditas perkebunan olahan crude palm oil atau minyak sawit mentah, bubur kertas, dan karet atau barang dari karet.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dody Gunawan Yusuf, Minggu (9/11), mengatakan, penurunan ekspor terbesar pada September 2008 terjadi pada produk perkebunan.
Komoditas minyak nabati pada September 2008 turun sebesar 24,78 juta dollar AS, dari 51,775 juta dollar AS pada Agustus 2008 menjadi 26,990 juta dollar AS pada September 2008.
Komoditas bubur kertas tercatat turun sebesar 12,08 juta dollar AS, dari 30,850 juta dollar AS pada Agustus 2008 menjadi 18,762 juta dollar AS pada September 2008. Adapun komoditas karet atau barang dari karet turun sebesar 2,66 juta dollar AS, dari 7,04 juta dollar AS pada Agustus 2008 menjadi 4,385 juta dollar AS pada September 2008.
Dody mengatakan, penurunan nilai ekspor komoditas perkebunan tersebut kemungkinan terjadi akibat timbulnya krisis keuangan dunia. Akan tetapi, sampai September 2008, BPS Lampung juga mencatat, masih ada beberapa komoditas perkebunan yang justru mengalami kenaikan nilai ekspor. Di antaranya komoditas kopi, cokelat, dan kayu atau barang dari kayu.
Nilai ekspor kopi naik 9,229 juta dollar AS, dari nilai ekspor Agustus 2008 sebesar 82,054 juta dollar AS menjadi 91,284 juta dollar AS pada September 2008. Cokelat naik 1,314 juta dollar AS, dari 6,252 juta dollar AS pada Agustus 2008 menjadi 7,567 juta dollar AS pada September 2008. Sementara itu, komoditas kayu naik 1,298 juta dollar AS, dari 722.500 dollar jadi 2,02 juta dollar AS.
Catatan BPS Lampung menunjukkan, total ekspor Lampung periode Januari-September 2008 sebesar 2,091 miliar dollar AS. Komoditas kopi, crude palm oil (CPO), ikan dan udang, serta bubur kertas memberikan kontribusi cukup besar pada ekspor.
Ekspor kopi memberi kontribusi sebesar 27,70 persen, CPO 21,9 persen, ikan dan udang sebesar 9,02 persen, dan bubur kertas sebesar 8,87 persen. (hln)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar