Rabu, 12 Nopember 2008 11:29
Anjloknya harga kelapa sawit mulai makan korban jiwa. Seorang istri toke pupuk sawit terguncang jiwanya dan akhirnya tewas bakar diri.
Riauterkini-PEKANBARU- Anjloknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit tak sekedar memukul ekonomi masyarakat, namun banyak orang terguncang jiwanya, akibat memburuknya ekonomi keluarga. Bahkan seorang istri pengusaha pupuk sawit yang tak sanggup menjalani takdir buruk atas ekonomi keluarganya gelap hati dan akhirnya nekad mengakhiri hidup dengan cara paling tragis: membakar diri sendiri!
Akhirnya hidup tragis itu dipilih Nur Jani (43). Sekitar pukul 10.00 WIB Rabu (12/11) jenazahnya ditemukan warga dan anak korban dalam kondisi sangat menggenaskan. Membusuk dan gosong hampir seluruhnya. Ibu tiga anak tersebut mengakhiri hidupnya dengan tangan sendiri diduga akibat stres setelah usaha suaminya Muhammad Hudi di bidang distribusi dan penjualan pupuk kelapa sawit mengalami masa paling sulit, dampak dari anjloknya harga TBS sawit beberapa bulan terakhir.
Menurut salah seorang tetangga korban, keluarga Nur Jani baru sebulan mendiami rumah di Blok B No.4 Perumahan Mutiara Hati Jalan Karyawan, Kecamatan Tampan Pekanbaru. Sebelumnya keluarga ini tinggal di Pandau Permai.
Selama sebulan di rumah baru, yang diduga lebih kecil dan sederhana dari rumah sebelumnya, Nur Jani sudah tiga kali mencoba bunuh diri. Kali ketiga baru berhasil tewas. Sebelumnya ia pernah mencoba gantung diri dan meminum racun serangga.
Menurut anak tertua korban, Safa Sadli atau yang biasa dipanggil Erin (14) ibunya menghilang sejak Senin (10/11). “Saat saya pulang sekolah, Mama sudah tidak ada. Saya cari-cari tidak ketemu. Saya hubungi handphonenya tak hidup,” tutur gadis belia kelas III SMP tersebut kepada wartawan.
Karena ibunya hilang Erin lantas menghubungi ayahnya yang sedang di Jakarta dan juga lapor RT setempat. Warga kemudian mencari korban. Baru tadi pagi, sekitar pukul 10.00 WIB jenazah Nur Jani ditemukan dalam semak-belukar, sekitar 200 meter di belakang rumahnya. Kondisinya mayatnya sangat menggenaskan. Mulai membusuk dan hanggus. Di samping mayatnya ditemukan ember bekas minyak tanah. Ia diduga menyiram tubuhnya dengan minyak tanah kemudian membakar diri sendiri hingga tewas.
Hingga saat ini mayat korban masih disemayamkan di rumah duka. Polisi masih melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.***(mad)
http://www.riauterkini.com/hukum.php?arr=21640
Anjloknya harga kelapa sawit mulai makan korban jiwa. Seorang istri toke pupuk sawit terguncang jiwanya dan akhirnya tewas bakar diri.
Riauterkini-PEKANBARU- Anjloknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit tak sekedar memukul ekonomi masyarakat, namun banyak orang terguncang jiwanya, akibat memburuknya ekonomi keluarga. Bahkan seorang istri pengusaha pupuk sawit yang tak sanggup menjalani takdir buruk atas ekonomi keluarganya gelap hati dan akhirnya nekad mengakhiri hidup dengan cara paling tragis: membakar diri sendiri!
Akhirnya hidup tragis itu dipilih Nur Jani (43). Sekitar pukul 10.00 WIB Rabu (12/11) jenazahnya ditemukan warga dan anak korban dalam kondisi sangat menggenaskan. Membusuk dan gosong hampir seluruhnya. Ibu tiga anak tersebut mengakhiri hidupnya dengan tangan sendiri diduga akibat stres setelah usaha suaminya Muhammad Hudi di bidang distribusi dan penjualan pupuk kelapa sawit mengalami masa paling sulit, dampak dari anjloknya harga TBS sawit beberapa bulan terakhir.
Menurut salah seorang tetangga korban, keluarga Nur Jani baru sebulan mendiami rumah di Blok B No.4 Perumahan Mutiara Hati Jalan Karyawan, Kecamatan Tampan Pekanbaru. Sebelumnya keluarga ini tinggal di Pandau Permai.
Selama sebulan di rumah baru, yang diduga lebih kecil dan sederhana dari rumah sebelumnya, Nur Jani sudah tiga kali mencoba bunuh diri. Kali ketiga baru berhasil tewas. Sebelumnya ia pernah mencoba gantung diri dan meminum racun serangga.
Menurut anak tertua korban, Safa Sadli atau yang biasa dipanggil Erin (14) ibunya menghilang sejak Senin (10/11). “Saat saya pulang sekolah, Mama sudah tidak ada. Saya cari-cari tidak ketemu. Saya hubungi handphonenya tak hidup,” tutur gadis belia kelas III SMP tersebut kepada wartawan.
Karena ibunya hilang Erin lantas menghubungi ayahnya yang sedang di Jakarta dan juga lapor RT setempat. Warga kemudian mencari korban. Baru tadi pagi, sekitar pukul 10.00 WIB jenazah Nur Jani ditemukan dalam semak-belukar, sekitar 200 meter di belakang rumahnya. Kondisinya mayatnya sangat menggenaskan. Mulai membusuk dan hanggus. Di samping mayatnya ditemukan ember bekas minyak tanah. Ia diduga menyiram tubuhnya dengan minyak tanah kemudian membakar diri sendiri hingga tewas.
Hingga saat ini mayat korban masih disemayamkan di rumah duka. Polisi masih melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.***(mad)
http://www.riauterkini.com/hukum.php?arr=21640
Tidak ada komentar:
Posting Komentar