Palembang, Kompas - Ekspor dari Provinsi Sumatera Selatan bulan Juli 2008 menurun sebesar 5,64 persen bila dibandingkan bulan Juni 2008. Penurunan terbesar terjadi pada minyak kelapa sawit mentah atau CPO dan batu bara.
Demikian diutarakan Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, Haslani Haris, saat jumpa pers di Kantor BPS Sumsel, Senin (3/11). Data ekspor bulan Juli merupakan data terbaru yang dimiliki BPS.
Menurut dia, nilai ekspor Sumatera Selatan bulan Juli 312,08 juta dollar AS, sedangkan nilai ekspor bulan Juni 330,71 juta dollar AS. Ekspor tersebut terdiri dari ekspor migas 86,32 juta dollar AS dan ekspor komoditas nonmigas 225,71 juta dollar AS.
Penurunan nilai ekspor terjadi pada komoditas nonmigas, terutama CPO dan batu bara. Nilai ekspor CPO bulan Juli turun sebesar 13,51 juta dollar AS bila dibandingkan bulan Juni, sedangkan ekspor batu bara turun sebesar 2,22 juta dollar AS. ”Komoditas dominan lain masih meningkat,” ujarnya.
Haslani mengatakan, ekspor berperan penting dalam perekonomian negara karena merupakan sumber terbesar penerimaan devisa. Selama Januari hingga Juli 2008, nilai ekspor Sumsel fluktuatif.
Nilai ekspor Sumsel selama kurun waktu tersebut mencapai 2,12 miliar dollar AS atau meningkat sebesar 38,02 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. ”Pasar terbesar terdapat di Singapura, Amerika Serikat, dan Cina,” ujarnya.
Berbeda dengan ekspor, nilai impor Sumsel bulan Juli 2008 justru meningkat sebesar 42,96 persen bila dibandingkan bulan Juni. Nilai impor bulan Juli 21,26 juta dollar AS, sedangkan nilai impor bulan Juni 14,87 juta dollar AS. ”Kenaikan impor terbesar terjadi pada golongan mesin atau pesawat mekanik,” katanya.
Produksi pertanian
Dalam kesempatan tersebut, Haslani juga menyampaikan perkiraan produksi padi, jagung, dan kedelai Sumsel berdasarkan angka ramalan III. Produksi ketiga komoditas tersebut pada tahun 2008 diperkirakan meningkat bila dibandingkan tahun 2007.
Produksi padi tahun 2008 diperkirakan mencapai 2,91 juta ton gabah kering giling (GKG), naik sekitar 5,67 persen bila dibandingkan tahun 2007. Produksi jagung tahun 2008 diperkirakan mencapai 106.470 ton pipilan kering, naik sekitar 26,68 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara produksi kedelai tahun 2008 diperkirakan mencapai 7.920 ton biji kering, naik sebesar 175,74 persen bila dibandingkan tahun 2007.
Menurut Haslani, peningkatan produksi pertanian disebabkan peningkatan luas panen dan peningkatan produktivitas tanaman. Selain itu juga adanya bantuan benih dari pemerintah dan program kemitraan dengan perusahaan penyedia sarana produksi tanaman. (WIE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar