Welcome To Riau Info Sawit

Kepada pengunjung Blog ini jika ingin bergabung menjadi penulis, silahkan kirim alamat email serta pekerjaan anda ke : anaknegeri.andalas@gmail.com

Senin, 26 Januari 2009

Pabrik Biodiesel Beroperasi di Rohul

Sabtu, 24 Januari 2009 
PASIRPENGARAIAN (RP)- Pabrik Biodiesel dengan kapasitas 30 ton per hari memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) nabati jenis solar dari hasil pengelohaan CPO, yang dibangun di Desa Tali Kumain, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Jumat (23/1) resmi beroperasi.
 
Diharapkan ini dapat membantu mengatasi kekurangan BBM jenis solar. 

Pabrik ini merupakan satu-satunya yang beroperasi di kabupaten/kota se-Indonesia, hasil kerja sama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, selain dari pihak swasta. 

Pernyataan tersebut diungkapkan Bupati Rohul Drs H Achmad MSi kepada Riau Pos, Jumat (23/1) usai meresmikan pengoperasian pabrik tersebut, yang merupakan sharing program dan sharing budget antara Badan Penelitian dan Pengembangan Deparetemen Energi dan Sumber Daya Mineral (Lemigas ESDM) dengan Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu. 

Dalam peresmian tersebut, hadir HRD Centre For Oil and Gas Technology Kemeterian ESDM Dr Ir Hadi Purnomo MSc, sejumlah kepala dinas, badan dan kantor dilingkungan Pemerintah Kabupaten Rohul, camat, kepala desa serta tokoh masyarakat di Kecamatan Tambusai. 

‘’Beroperasinya Pabrik Biodiesel industri hilir di Rohul, merupakan satu langkah dan solusi dari pemerintah dalam menjawab anjloknya harga jual TBS kelapa sawit petani ke depan. Jika harga TBS turun, bisa dijual ke pabrik Biodiesel ini. Pabrik ini memberikan dampak positif terhadap prekonomian, kesejahteraan masyarakat dan pembukaan lapangan kerja. Kita minta semua pihak untuk ikut menjaga keberadaan pabrik ini,’’ ungkap Achmad kepada masyarakat. 

Dikatakan Bupati, untuk bahan baku Biodiesel, yakni CPO di Rohul, tidak ada permasalahan. Pihaknya akan bekerja sama dengan pihak perusahaan perkebunan yang selama ini mengekspor CPO keluar. Perusahaan ini bisa menjual sebahagian hasil produksinya ke Pabrik Bio Disel yang ada di Rohul, sehingga hasil produksi minyak solar itu dapat kembali dibeli oleh pihak perusahaan, dimamfaatkan untuk BBM mobil dinas Pemda dan mesin diesel masyarakat dengan harga dibawah dari harga jual Solar di SPBU.

Ditanya kelanjutan pengelolaan pabrik tersebut, Bupati mengatakan, Pemkab Rohul akan menyerahkan pengelolaannya ke Perusda Rokan Hulu Jaya. ‘’Pemkab akan serahkan pengelolaan Pabrik Biodiesel ini ke Perusahaan Daerah Rokan Hulu Jaya, disamping melakukan koordinasi dan kerja sama dengan Kementerian ESDM. Untuk tahap awal masih di bawah pembinaan dari Lemigas ESDM, sambil melatih tenaga teknis lokal dari Pemkab Rohul,’’ jelasnya. 

Di tempat terpisah, HRD Centre For Oil and Gas Technology Kementrian ESDM Hadi Purnomo menjelaskan, berdirinya Pabrik Biodiesel ini merupakan kerjasama pemerintah pusat dengan Pemkab Rohul, yang pembangunannya dibiayai melalui APBN tahun 2007. 

Prospek energi alternatif dari nabati ini, sangat besar di Rohul. Imbas positifnya, selain produksi solar, dari Biodiesel ini bisa memproduksi minyak goreng, sabun, es krim, coklat dan industri lain yang bisa dikembangkan dari pengelohaan CPO.

Disinggung, kenapa Kabupaten Rohul yang pertama ditunjuk dalam pembangunan Pabrik Biodiesel? Hadi Purnomo mengungkapkan, Rohul merupakan potensi penghasil CPO yang terbesar sebagai bahan baku Biodiesel. Disamping pendekatan dengan pemerintah pusat dan pertimbangan lainnya yang dianggap layak untuk sebagai bahan percontohan pembangunan Pabrik Biodiesel di kabupaten/kota se-Indonesia. 

Dijelaskannya lagi, anggaran pendirian pabrik tersebut sharing budget antara APBN dan APBD Rohul tahun 2007. Untuk sarana pendukung seperti listrik, dan pembebasan lahan seluas 4,5 hektare dari APBD Rohul. Dimana berdirinya pabrik Biodisel ini sesuai dengan Permendagri ESDM Nomor 32/2008 tentang pemanfatan bahan bakar untuk industri harus menggunakan 10 persen Biodisel dan 90 persen solar 

‘’CPO lebih menguntungkan diolah menjadi Biodisel. Sebab untuk mengasilkan Biodisel 1 liter hanya memerlukan biaya pengolahan dan bahan baku sebesar Rp2.500. Sekarang harga solar di SPBU sudah mencapai Rp4.500 per liter,’’ ujarnya.(epp)

http://www.riaupos.com/v2/content/view/13503/50/

1 komentar:

edwar mengatakan...

bisa di kasih proses umum pembuatan pabrik biodiesel