Sabtu, 10 Januari 2009 | 00:09 WIB
Jambi, Kompas - Rencana Gubernur Jambi menahan sawit Jambi untuk tidak dijual ke luar daerah mulai tahun 2010 (Kompas, 7/9) dinilai pengamat ekonomi tidak realistis. Pelaku industri juga mengharapkan Gubernur untuk mengkaji kembali kebijakannya terkait industri sawit.
Pengamat ekonomi dari Universitas Batanghari, Pantun Bukit, Kamis (8/1), mengatakan, waktu yang direncanakan Gubernur begitu singkat sehingga amat sulit rencana tersebut untuk direalisasikan.
Produksi minyak sawit mentah (CPO) Jambi telah mencapai 1,1 juta ton tahun 2008 dan diperkirakan mencapai 1,3 juta ton tahun 2009, sementara hingga kini baru satu pabrik di Jambi yang mampu mengolah CPO jadi minyak goreng. Pabrik tersebut diperkirakan hanya mampu menyerap 100.000-150.000 ton CPO per tahun. Artinya, Jambi masih membutuhkan banyak investor industri hilir untuk menyerap seluruh produksi CPO.
”Jika satu saja perusahaan industri hilir bisa berdiri di Jambi sampai tahun 2010, itu sudah prestasi untuk pemerintah,” ujarnya.
Menurut Pantun Bukit, di mata investor, Jambi cukup aman untuk menanamkan modal. Akan tetapi, investor selalu akan mengeluhkan infrastruktur yang tidak memadai. Terlebih lagi saat ini Jambi belum memiliki kawasan khusus industri hilir serta pengembangan infrastruktur yang terpadu dengan sentra-sentra penghasil sawit dan CPO.
”Dari segi keamanan, kita unggul. Namun, dari segi infrastruktur, kita masih tertinggal jauh,” ujarnya. (ITA)
Jambi, Kompas - Rencana Gubernur Jambi menahan sawit Jambi untuk tidak dijual ke luar daerah mulai tahun 2010 (Kompas, 7/9) dinilai pengamat ekonomi tidak realistis. Pelaku industri juga mengharapkan Gubernur untuk mengkaji kembali kebijakannya terkait industri sawit.
Pengamat ekonomi dari Universitas Batanghari, Pantun Bukit, Kamis (8/1), mengatakan, waktu yang direncanakan Gubernur begitu singkat sehingga amat sulit rencana tersebut untuk direalisasikan.
Produksi minyak sawit mentah (CPO) Jambi telah mencapai 1,1 juta ton tahun 2008 dan diperkirakan mencapai 1,3 juta ton tahun 2009, sementara hingga kini baru satu pabrik di Jambi yang mampu mengolah CPO jadi minyak goreng. Pabrik tersebut diperkirakan hanya mampu menyerap 100.000-150.000 ton CPO per tahun. Artinya, Jambi masih membutuhkan banyak investor industri hilir untuk menyerap seluruh produksi CPO.
”Jika satu saja perusahaan industri hilir bisa berdiri di Jambi sampai tahun 2010, itu sudah prestasi untuk pemerintah,” ujarnya.
Menurut Pantun Bukit, di mata investor, Jambi cukup aman untuk menanamkan modal. Akan tetapi, investor selalu akan mengeluhkan infrastruktur yang tidak memadai. Terlebih lagi saat ini Jambi belum memiliki kawasan khusus industri hilir serta pengembangan infrastruktur yang terpadu dengan sentra-sentra penghasil sawit dan CPO.
”Dari segi keamanan, kita unggul. Namun, dari segi infrastruktur, kita masih tertinggal jauh,” ujarnya. (ITA)
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/01/10/00091387/pemerintah.diminta.kaji.ulang.kebijakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar