Jumat, 23 Januari 2009
BUKITBATU (RP) - Kebakaran lahan yang sebagain besar kebun sawit di Kecamatan Bukitbatu, Kabupaten Bengkalis semakin meluas. Diperkirakan lahan yang terbakar mencapai seribu hektare.
Bila sebelumnya lahan yang terbakar berada di Desa Tanjung Leban, hingga Kamis (22/1), meluas hingga kebun K2I Pemprov Riau di Desa Sepahat dan Bukit Kerikil.
Aksi pemadaman yang dilakukan Tim Reaksi Cepat (TRC) Bapedalda Kabupaten Bengkalis, Regu Pemadam Kebakaran (RPK) PT Arara Abadi dan Masyarakat Peduli Api (MPA) belum mampu untuk menjinakkan si jago merah. Bahkan menurut Kabid Pemantauan dan Pemulihan Lingkungan Bapedalda Bengkalis M Zainal Zahari, TRC melaporkan kewalahan melakukan pemadaman karena sulit dijangkau dan keterbatasan air.
‘’TRC kewalahan karena api terus menjalar ke sejumlah tempat dan berdasarkan perkiraan kita sampai hari ini (kemarin, red) luas lahan yang terbakar sudah mencapai 1.000 hektare di tiga desa, Tanjung Leban, Sepahat dan Bukit Kerikil. Umumnya lahan yang terbakar adalah kebun kelapa sawit. Kondisi itu diperparah dengan tiupan angin serta musim kemarau membuat api terus menjalar ke lokasi baru,’’ terang Zainal kepada Riau Pos, Kamis (22/1).
Oleh karena itu, lanjutnya, pemadaman tidak bisa hanya dilakukan hanya oleh TRC serta MPA dan perusahaan di sekitar lokasi.
Melihat parahnya kondisi di lapangan, menurut Zainal, rencananya Kamis (22/1) petang, Ketua Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau yang juga Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit akan meninjau lokasi kebakaran. ‘’Hari ini Pak Wagubri Mambang Mit yang juga Ketua Penanganan Karhutla Porvinsi Riau akan meninjau kebakaran di Tanjung Leban. Turut mendampingi Wagubri, Kepala Bapedalda, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan serta Kepala Badan Linmas, Kesbang dan Infokom Kabupaten Bengkalis,’’ ujarnya.
Sulitnya melakukan pemadaman juga diungkapkan Ketua Penanganan (Karhutla) Kabupaten Bengkalis Normansyah Wahab. ‘’Saat ini pemadaman api dilakukan TRC Bapedalda Kabupaten Bengkalis, RPK PT Mapala Rabda, Masyarakat Peduli Api (MPA) di Bukitbatu serta jajaran kepolisian, Satpol PP dan masyarakat. Hal itu jelas tidak maksimal, karena lahan yang terbakar adalah lahan gambut yang cukup tebal,’’ ungkap pria yang juga Wakil Bupati Bengkalis ini.
Oleh karena itu, lanjutnya, selain Pemkab Bengkalis, pihak Pemprov Riau, Pemko Dumai ikut membantu memadamkan api. ‘’Dikhawatirkan kebakaran lahan ini terus meluas dan jelas ini akan menjadi bencana nasional karena dampak yang ditimbulkan dari kebakaran lahan ini sangat vital bagi manusia serta ekosistem yang ada di sekitarnya, termasuk kabut asap yang bisa menyelimuti Riau bahkan provinsi tetangga serta negeri jiran Malaysia dan Singapura,’’ tegas Normansyah.
Saat ditanya kaitan belum maksimalnya penanganan Karhutla di Kabupaten Bengkalis dengan tidak adanya anggaran khusus, Normansyah enggan berkomentar. ‘’Saya no comment soal anggaran Karhutla tersebut, karena selaku Ketua Karhutla saya tidak pernah tahu anggaran untuk Karhutla. Sekarang yang penting bagaimana menangani kebakaran ini termasuk kerja kolektif dengan melibatkan banyak pihak,’’ ujarnya.
Akibat kebakaran lahan di tiga desa tersebut, kabut asap mulai menyelimuti Kota Dumai dan Kecamatan Mandau serta Kecamatan Pinggir karena tiupan angin ke arah utara. Camat Bukitbatu Basuki Rakhmat mengutarakan, kebakaran lahan kali ini cukup dahsyat, karena dalam kurun waktu sepekan menghanguskan seribuan hektare lahan.
‘’Kondisinya sekarang cukup memprihatinkan, karena luas lahan yang terbakar terus bertambah walau upaya pemadaman sudah dilakukan melalui penyiraman dari udara oleh RPK Arara Abadi dengan menggunakan helikopter serta TRC Bapedalda,’’ ujar Basuki kepada Riau Pos, Kamis (22/1)
Menurut Camat, dari informasi di lapangan, hingga kemarin kobaran api di Tanjung Leban belum berhasil dipadamkan. Kencangnya tiupan angin dan udara kering, menyebabkan api mudah membesar. Situasi ini membuat tim Manggala Agni kesulitan untuk mencapai titik pusat kobaran api.
Ditambahkannya, ratusan hektare kebun sawit di Tanjung Leban yang terbakar tidak semunya milik masyarkat. Sebagian di antaranya merupakan milk warga Dumai dan sejumlah pengusaha dan pejabat. Areal lahan yang terbakar tersebut berbatasan dengan Dumai.
‘’Tujuh rumah yang terbakar bukan rumah permanen, melainkan pondok pekerja. Sedangkan soal berapa total kerugian, sampai hari ini belum bisa dikalkulasikan,’’ jelasnyat.
100 Titik Api
Di bagian lain, Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) penanggulanan kebakaran lahan Pemkab Bengkalis Rahyuni Indar kepada wartawan mengatakan, jumlah titik api di Kabupaten Bengkalis mencapai 100 titik dan letaknya menyebar.
‘’Luas lahan yang terbakar di Kecamatan Bukitbatu diperkiakan sekitar 1.100 hektare. Di antarya 12 hektare merupakan kebun K21 Pemprov di Sepahat dan milik masyarakat sekitar 10 hektare. Areal lahan yang luas terbakar di Bukit Lengkung, Dusun Baru Desa Tanjung Leban sekitar 1.000 hektar. Selain itu, kebakaran lahan juga terjadi di Bukit Kerikil,’’ ujarnya.(evi/rus)
BUKITBATU (RP) - Kebakaran lahan yang sebagain besar kebun sawit di Kecamatan Bukitbatu, Kabupaten Bengkalis semakin meluas. Diperkirakan lahan yang terbakar mencapai seribu hektare.
Bila sebelumnya lahan yang terbakar berada di Desa Tanjung Leban, hingga Kamis (22/1), meluas hingga kebun K2I Pemprov Riau di Desa Sepahat dan Bukit Kerikil.
Aksi pemadaman yang dilakukan Tim Reaksi Cepat (TRC) Bapedalda Kabupaten Bengkalis, Regu Pemadam Kebakaran (RPK) PT Arara Abadi dan Masyarakat Peduli Api (MPA) belum mampu untuk menjinakkan si jago merah. Bahkan menurut Kabid Pemantauan dan Pemulihan Lingkungan Bapedalda Bengkalis M Zainal Zahari, TRC melaporkan kewalahan melakukan pemadaman karena sulit dijangkau dan keterbatasan air.
‘’TRC kewalahan karena api terus menjalar ke sejumlah tempat dan berdasarkan perkiraan kita sampai hari ini (kemarin, red) luas lahan yang terbakar sudah mencapai 1.000 hektare di tiga desa, Tanjung Leban, Sepahat dan Bukit Kerikil. Umumnya lahan yang terbakar adalah kebun kelapa sawit. Kondisi itu diperparah dengan tiupan angin serta musim kemarau membuat api terus menjalar ke lokasi baru,’’ terang Zainal kepada Riau Pos, Kamis (22/1).
Oleh karena itu, lanjutnya, pemadaman tidak bisa hanya dilakukan hanya oleh TRC serta MPA dan perusahaan di sekitar lokasi.
Melihat parahnya kondisi di lapangan, menurut Zainal, rencananya Kamis (22/1) petang, Ketua Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau yang juga Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit akan meninjau lokasi kebakaran. ‘’Hari ini Pak Wagubri Mambang Mit yang juga Ketua Penanganan Karhutla Porvinsi Riau akan meninjau kebakaran di Tanjung Leban. Turut mendampingi Wagubri, Kepala Bapedalda, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan serta Kepala Badan Linmas, Kesbang dan Infokom Kabupaten Bengkalis,’’ ujarnya.
Sulitnya melakukan pemadaman juga diungkapkan Ketua Penanganan (Karhutla) Kabupaten Bengkalis Normansyah Wahab. ‘’Saat ini pemadaman api dilakukan TRC Bapedalda Kabupaten Bengkalis, RPK PT Mapala Rabda, Masyarakat Peduli Api (MPA) di Bukitbatu serta jajaran kepolisian, Satpol PP dan masyarakat. Hal itu jelas tidak maksimal, karena lahan yang terbakar adalah lahan gambut yang cukup tebal,’’ ungkap pria yang juga Wakil Bupati Bengkalis ini.
Oleh karena itu, lanjutnya, selain Pemkab Bengkalis, pihak Pemprov Riau, Pemko Dumai ikut membantu memadamkan api. ‘’Dikhawatirkan kebakaran lahan ini terus meluas dan jelas ini akan menjadi bencana nasional karena dampak yang ditimbulkan dari kebakaran lahan ini sangat vital bagi manusia serta ekosistem yang ada di sekitarnya, termasuk kabut asap yang bisa menyelimuti Riau bahkan provinsi tetangga serta negeri jiran Malaysia dan Singapura,’’ tegas Normansyah.
Saat ditanya kaitan belum maksimalnya penanganan Karhutla di Kabupaten Bengkalis dengan tidak adanya anggaran khusus, Normansyah enggan berkomentar. ‘’Saya no comment soal anggaran Karhutla tersebut, karena selaku Ketua Karhutla saya tidak pernah tahu anggaran untuk Karhutla. Sekarang yang penting bagaimana menangani kebakaran ini termasuk kerja kolektif dengan melibatkan banyak pihak,’’ ujarnya.
Akibat kebakaran lahan di tiga desa tersebut, kabut asap mulai menyelimuti Kota Dumai dan Kecamatan Mandau serta Kecamatan Pinggir karena tiupan angin ke arah utara. Camat Bukitbatu Basuki Rakhmat mengutarakan, kebakaran lahan kali ini cukup dahsyat, karena dalam kurun waktu sepekan menghanguskan seribuan hektare lahan.
‘’Kondisinya sekarang cukup memprihatinkan, karena luas lahan yang terbakar terus bertambah walau upaya pemadaman sudah dilakukan melalui penyiraman dari udara oleh RPK Arara Abadi dengan menggunakan helikopter serta TRC Bapedalda,’’ ujar Basuki kepada Riau Pos, Kamis (22/1)
Menurut Camat, dari informasi di lapangan, hingga kemarin kobaran api di Tanjung Leban belum berhasil dipadamkan. Kencangnya tiupan angin dan udara kering, menyebabkan api mudah membesar. Situasi ini membuat tim Manggala Agni kesulitan untuk mencapai titik pusat kobaran api.
Ditambahkannya, ratusan hektare kebun sawit di Tanjung Leban yang terbakar tidak semunya milik masyarkat. Sebagian di antaranya merupakan milk warga Dumai dan sejumlah pengusaha dan pejabat. Areal lahan yang terbakar tersebut berbatasan dengan Dumai.
‘’Tujuh rumah yang terbakar bukan rumah permanen, melainkan pondok pekerja. Sedangkan soal berapa total kerugian, sampai hari ini belum bisa dikalkulasikan,’’ jelasnyat.
100 Titik Api
Di bagian lain, Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) penanggulanan kebakaran lahan Pemkab Bengkalis Rahyuni Indar kepada wartawan mengatakan, jumlah titik api di Kabupaten Bengkalis mencapai 100 titik dan letaknya menyebar.
‘’Luas lahan yang terbakar di Kecamatan Bukitbatu diperkiakan sekitar 1.100 hektare. Di antarya 12 hektare merupakan kebun K21 Pemprov di Sepahat dan milik masyarakat sekitar 10 hektare. Areal lahan yang luas terbakar di Bukit Lengkung, Dusun Baru Desa Tanjung Leban sekitar 1.000 hektar. Selain itu, kebakaran lahan juga terjadi di Bukit Kerikil,’’ ujarnya.(evi/rus)
http://www.riaupos.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar