Welcome To Riau Info Sawit

Kepada pengunjung Blog ini jika ingin bergabung menjadi penulis, silahkan kirim alamat email serta pekerjaan anda ke : anaknegeri.andalas@gmail.com

Kamis, 22 Januari 2009

Diskon Tarif Impor Sawit Masih Dibicarakan

Rabu, 21 Januari 2009 | 13:44 WIB

JAKARTA, RABU — Kebijakan untuk meminta diskon bea masuk atau tarif impor CPO Indonesia ke Pakistan hingga kini masih dibahas oleh pemerintah melalui Departemen Perdagangan dan diharapkan segera terbit agar produk CPO Indonesia dapat bersaing dengan Malaysia.
   
"Sampai saat ini kebijakan dan keputusan untuk persoalan itu masih sedang dikerjakan di Departemen Perdagangan," kata Kepala Badan Litbang Departemen Pertanian Gatot Irianto di Jakarta, Rabu (21/1).
   
Pakistan ternyata selama ini telah mengadakan perjanjian free trade area (FTA) dengan Malaysia dengan memberikan diskon terhadap bea masuk CPO Malaysia sebesar 10 persen.
   
Kondisi itu menjadikan harga CPO asal Malaysia lebih rendah dibandingkan CPO Indonesia. Gatot mengatakan, di Pakistan bea masuk kelapa sawit ditetapkan sebesar 910 rupee per ton.
   
"Jadi kalau Malaysia mendapat diskon 10 persen berarti 91 rupee lebih rendah dibandingkan Indonesia. Angka itu setara dengan 16 dollar AS," katanya.
   
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Akmaludin Hasibuan, mengatakan, perlu ada kegiatan menuju Pakistan untuk merundingkan agar CPO Indonesia memperoleh fasilitas yang sama.
   
Ia mengatakan, asosiasi lain yang ada di Indonesia sudah meminta GAPKI sebagai asosiasi yang memiliki hubungan erat dengan asosiasi Vanaspati Pakistan (PVNS) untuk berangkat ke Pakistan guna merundingkan fasilitas yang sama dengan CPO Malaysia tersebut dengan pemerintah Pakistan. "Namun kami juga harus berdiskusi dengan pemerintah terlebih dahulu," katanya.
   
Pihaknya telah menyusun tim yang akan diutus untuk membicarakan persoalan itu.
   
Akibat perlakuan yang berbeda itu, volume ekspor CPO Indonesia ke Pakistan selama beberapa bulan terakhir turun hingga 350.000 ton dan Indonesia kehilangan pendapatan hampir Rp 800 miliar.
   
Pakistan dinilai merupakan poin penting bagi Indonesia karena negara itu menjadi pintu masuk bagi ekspor CPO Indonesia ke sejumlah negara Asia Tengah, seperti Afganistan, Kirgistan, dan Kazakstan.
   
Pada 2009, produktivitas kelapa sawit Indonesia ditargetkan mencapai 19,8 hingga 20 juta ton atau meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 17 hingga 18,6 juta ton.
   
Kebutuhan sawit dalam negeri berkisar lima juta ton dan sisanya sekitar 15 juta ton akan diekspor ke pasar internasional.


http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/21/13441547/Diskon.Tarif.Impor.Sawit.Masih.Dibicarakan

Tidak ada komentar: