Jakarta, Kompas - Tingginya harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) di pasar dunia mendorong perusahaan perkebunan kelapa sawit memperluas lahan. Tahun ini diperkirakan luas lahan kelapa sawit akan bertambah sekitar 250.000 hektar.
”Pada umumnya, perusahaan perkebunan kelapa sawit ingin memperluas lahannya karena prospek dan keuntungan yang cukup besar. Banyak yang berniat seperti itu,” kata Ketua Harian Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Derom Bangun, Rabu (14/5) di Jakarta.
Derom mengatakan, prospek perkebunan kelapa sawit cerah karena kebutuhan CPO dunia bisa dipastikan akan terus meningkat, yaitu sekitar 3 juta ton per tahun. Di sisi lain, produksi CPO dunia hanya meningkat sekitar 1,5 juta ton per tahun.
Tidak seimbangnya peningkatan kebutuhan dan produksi CPO selama beberapa tahun terakhir telah mengakibatkan harga CPO melambung. Jika Mei tahun lalu harga CPO masih sekitar 700 dollar AS per ton, pada bulan ini sudah menembus 1.000 dollar AS per ton.
Tambah 50.000 hektar
Tingginya kebutuhan dan harga CPO dunia disikapi perusahaan perkebunan karet dan kelapa sawit Bakrie Sumatera Plantations Tbk dengan memperluas lahan. Presiden Direktur Bakrie Sumatera Plantations Ambono Janurianto seusai rapat umum pemegang saham, kemarin, mengatakan, dalam tiga tahun ke depan, perusahaannya akan menambah luas perkebunan kelapa sawit seluas 50.000 hektar.
”Sampai 2011, kami menargetkan punya lahan seluas 200.000 hektar. Kebutuhan CPO pasti akan terus meningkat, selain untuk pangan, juga untuk bahan baku biofuel,” kata Ambono.
Penambahan lahan kelapa sawit seluas 50.000 hektar akan digarap oleh Indo Green Internasional, perusahaan patungan Bakrie Sumatera Plantations dan sejumlah investor asing. Penambahan lahan itu diperkirakan akan menelan biaya sekitar 260 juta dollar AS (sekitar Rp 2,4 triliun). Dari jumlah itu, sekitar 31 persen akan disediakan oleh Bakrie Sumatera Plantations dan sisanya 69 persen oleh konsorsium investor asing.
Meski perusahaan perkebunan memiliki keinginan besar memperluas lahannya, Derom mengingatkan, pertambahan luas perkebunan kelapa sawit tahun ini tak akan lebih besar dari beberapa tahun sebelumnya. Jika empat tahun terakhir luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia meningkat antara 300.000 hektar dan 350.000 hektar per tahun, tahun ini diperkirakan hanya sekitar 250.000 hektar.
Menurut Derom, pertambahan itu tidak seperti tahun-tahun sebelumnya karena persyaratan membuka perkebunan semakin berat. ”Belakangan ini muncul desakan dari sejumlah kalangan masyarakat untuk membatasi konversi hutan menjadi lahan perkebunan terkait pemanasan global dan kerusakan lingkungan,” katanya. (REI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar