Sabtu, 17 Mei 2008 | |
”Jangan Tipu Kami, hanya Karena Buta Huruf’’ Perjuangan warga Talang Mamak untuk mendapatkan hak-hak mereka terus dilakukan. Meski melalui jalan berliku dan panjang, namun mereka tak pernah lelah menuntut hak mereka setelah hutan kian punah. Laporan Ahmad Damri, Rengat ahmad-damri@riaupos.co.id AKHIR-akhir ini silih berganti masyarakat Talang Mamak dari beberapa desa mengadu ke DPRD Inhu terhadap masalah lahan yang dihadapi. Salah satunya adalah warga Talang Desa Durian Cacar Kecamatan Rakit Kulim. Di mana ada sebanyak 26 KK yang kini berjuang keras untuk mendapatkan kebun sawit pola inti rakyat dari PT Regunas Agri Utama (RAU). Di mana, perusahaan telah membangun kebun sawit sejak beberapa tahun silam. Dari 102 KK yang dijatahkan mendapakan kebun sawit itu sebagian telah menikmati hasilnya. Tapi enta apa sebabnya sebanyak 26 KK tertinggal. Padahal nama mereka tercantum dalam SK Bupati Inhu nomor 183 dan 184 tahun 2001 tentang nama-nama warga penerimah sawit dari perusahaan. Dalam beberapa kali pertemuan antara warga dengan Perusahaan yang difasilitasi oleh DPRD Inhu, belum sepenuhnya terungkap kronologis kejadian sebenarnya. Sebab masih banyak sisi-sisi yang tidak terungkap di balik pembagian kebun itu kepada warga. Ada dugaan’’permainan’’ pihak-pihak tertentu seperti oknum aparat pemerintahan desa sebelumnya dalam masalah tersebut. Pertemuan ke 2 di ruang rapat DPRD Inhu kamis (15/5) berlangsung alot dan tegang. Karena masyarakat banyak yang emosi dalam menyampaikan aspirasi mereka. Beberapa kali masyarakat meninju meja meluapkan kekesalannya. Untung saja situasi masih tetap terkendali, meski tetap berlangsung tegang antara warga dengan mantan Kades Talang Durian Cacar. Seperti yang diungkapkan salah seorang tokoh masyarakat, Sigun (55) tahun. Dalam pembagaian kebun itu sebelumnya masyarakat sudah dijanjikan mendapatakan kebun. Bahkan sudah ada yang menikmati hasil kebun itu selama beberapa bulan. Termasuk salah seorang putranya juga mendapatkan satu kafling kebun sawit. Tapi dengan berbagai alasan salah seorang pejabat desa waktu itu mengambil kebun tersebut. Sehingga putra Sigun tak dapat lagi. Hal inilah yang menjadi tandatanya bagi dirinya mengapa hal itu bisa terjadi. Apalagi sampai saat ini nama-nama mereka masih ada SK tersebut. Sementara hasilnya tidak pernah diterima. Baru beberapa tahun ini sebut Sigun, keluarganya sadar mereka merasa ditipu. Hal itu terjadi karena mereka tidak bisa tulis baca. Rupanya kebun itu diperjual belikan kepada orang lain.’’Kalau mau membunuh pancunglah kepala saya, jangan tipu kami karena memang buta huruf. Tapi saya tiak buta mata hati,’’ ungkapnya. Apa yang disampaikan kakek lima putra itu membuat suasana yang semula tegang sempat mencair. Karenan hal itu disamapaikan dengan bahasa dan logat Talang Mamak yang kental. Menanggapi salah satu solusi yang ditawarkan sebagian pejabat waktu itu, unuk mengakomodir mereka akan dimasukan dalam daftar pembangunan kebun tahab II, Sigun menanggapi itu dengan nada sindirian.*** |
Blog ini adalah kumpulan informasi perkelapa sawitan Riau dan diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap advokasi permasalahan akibat boomingnya perkebunan kelapa sawit di indonesia (This blog is collective information about palm oil in Riau Province and hopefully it will provide a contribution for advocacy of problems as because development of palm oil in Indonesia)
Welcome To Riau Info Sawit
Kepada pengunjung Blog ini jika ingin bergabung menjadi penulis, silahkan kirim alamat email serta pekerjaan anda ke : anaknegeri.andalas@gmail.com
Sabtu, 17 Mei 2008
Perjuangan Warga Talang Mamak Dapatkan Kebun Sawit
Perjuangan Warga Talang Mamak Dapatkan Kebun Sawit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar