Rabu, 25 Januari 2012 19:08
Seribuan karyawan PTPN V Batulangkah, Rohul melengkapi dengan berbagai macam senjata. Mereka siap perang, menyusul aksi sweping warga Ganting, Kampar yang mengklaim kebun perusahaan tersebut.
Riauterkini-PASIRPANGARAIAN- Pihak PTPN V turunkan ribuan karyawannya dari enam kebun untuk jadi alat perang sebagai antisipasi aksi sweeping ratusan warga Desa Ganting, Kecamatan Bangkinang Barat, Kabupaten Kampar ke areal kebun PTPN V Sei Batu Langka, berlokasi di Kecamatan Kabun, Kabupaten Rokan Hulu, Rabu (25/1/12).
Pengerahan ribuan karyawan dari enam kebun PTPN V Rohul sebagai alat perang itu, mengakibatkan aktifitas perusahaan lumpuh. Para karyawan siap sedia di lokasi bersenjatakan parang (senjata tajam), kayu dan semprot air cabai, mengantisipasi aksi sweeping warga Desa Ganting Kampar ke areal perusahaan.
Kapolsek Kabun AKP Muslim Hidayat Rambe, mengaku ada informasi dari warga dari Persukuan Datuk Pandak akan kembali gelar sweeping dan mengusir karyawan dari areal perkebunan di Afdailing I, II, dan III.
Terangnya, pihak PTPN V menurunkan ribuan karyawannya dari enam kebun, yakni Kebun Sei Tapung, Sei Lindai, Sei Berlian, Sei Tamora, Kebun Tandun, dan Kebun Sei Rokan.
Menurutnya situsasi di lokasi sekarang masih kondusif, belum terlihat ada aksi dan gerakan warga Desa Ganting. Ratusan personil dari Polsek Kabun di backup personil Polres Rohul dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), sejak Minggu (22/1/12) kemarin masih berada di lokasi, mengantisipasi aksi warga di areal PTPN V Sei Batu Langka Kabun.
“Kita masih berada di lokasi dibantu TNI sejak Minggu kemarin. Kami tetap waspada menjaga areal untuk antisipasi bentrok antara warga dan karyawan,” ungkapnya.
Edi Prianto, Asisten Umum PTPN V Afdiling I Kebun Sei Batu Langka, kepada wartawan mengaku akibat aksi sweeping dan pengusiran, aktifitas perusahaan lumpuh dan mengalami kerugian hingga ratusan juta.
Menurutnya, setiap harinya kebun PTPN V Sei Batu Langka, perusahaan bisa memanen kelapa sawit 125 ton. Akibat aksi warga, empat hari terakhir karyawan tidak berani beraktifitas di kebun. Para keluarga karyawan juga diungsikan sementara waktu ke tempat aman ke Transmigrasi lokal di kawasan Desa Kabun, dan tetap dijaga aparat.
“Ini perintah pimpinan. Seluruh karyawan harus kita ungsikan untuk keamanan. Aktifitas perusahaan terhenti karena dampak aksi warga,” katanya.
Belakangan, warga mengaku mereka menuntut seluruh lahan yang telah dikerjakan PTPN V Sei Batu Langka, seluas 3.200 hektar merupakan milik ninik mamak Datuk Pandak dikembalikan kepada warga.
Sesuai perjanjian, lahan seluas 3.200 hektar, meliputi 2.500 hektar merupakan kebun inti PTPN V Sei Batu Langka, sementara sisanya 700 hektar lagi merupakan bagian masyarakat yang dikelola oleh KUD Bumi Asih.
Atas permintaan warga, manajamen dari Kantor Direksi PTPN V Pekanbaru, gelar rapat mendadak di Kantor Kebun PTPN V Sei Batu Langka, Selasa (24/1/12).
Menanggapi pengerahan karyawan sebagai alat perang perusahaan dengan membawa senjata tajam, Kapolres Rohul AKP Yudi Kurniawan, dikonfirmasi melalui Kasat Reksrim AKP Antoni Lumban Gaol, mengaku pihaknya tidak bisa melarangnya.
“Mereka membawa senjata tajam masih di kawasan kerjanya, kita tidak bisa melarang mereka, kecuali mereka membawa senjata tajam di perkotaan, sama halnya dengan petani membawa senjata tajam ke ladang,” terangnya.***(zal)
Blog ini adalah kumpulan informasi perkelapa sawitan Riau dan diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap advokasi permasalahan akibat boomingnya perkebunan kelapa sawit di indonesia (This blog is collective information about palm oil in Riau Province and hopefully it will provide a contribution for advocacy of problems as because development of palm oil in Indonesia)
Welcome To Riau Info Sawit
Kepada pengunjung Blog ini jika ingin bergabung menjadi penulis, silahkan kirim alamat email serta pekerjaan anda ke : anaknegeri.andalas@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar