Dipostingkan tanggal 23 August 2010 08:44:00 oleh Iwan Suhatno
Pasir Pengaraian, Riau, 23/8 (ANTARA) - Sejumlah petani di Kabupaten Rokan Hulu, Riau memprediksi harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit akan turun menjelang lebaran Idul Fitri 1431 Hijriyah.
"Penurunan harga itu sudah biasa terjadi menjelang lebaran diduga karena permainan pihak pabrik untuk menurunkan harga untuk memberi THR kepada karyawannya", kata petani sawit Irwan Hidayat (26) kepada ANTARA di Pasir Pengairan, Senin.
Dia mengatakan, manajemen pabrik kelapa sawit di Rokan Hulu belum sepenuhnya memperhatikan kesejahteraan masyarakat sebab setiap akan ada hari besar keagamaan maupun hari besar lainnya perusahaan selalu menurunkan harga TBS secara sepihak.
"Turunnya harga itu jika menjelang lebaran biasanya cukup tinggi, tetapi nanti setelah lebaran kenaikannya hanya sedikit", ujarnya.
Menurut dia, saat ini harga TBS masih Rp1.100 per kilogram (kg), namun biasanya menjelang lebaran harga turun drastis hanya berkisar Rp800 per kg sehingga sangat merugikan petani.
"Penurunan harga TBS berimbas kepada berkurangnya penghasilan petani, jika penghasilan petani menurun tentu petani tidak sejahtera, jika demikan berarti perusahaan pabrik sawit tidak bisa mensejahterakan rakyat", ujarnya.
Untuk mengatasi anjloknya harga TBS menjelang Idul Fitri ke depan, para petani berharap kepada pemerintah untuk memantau harga beli TBS di sejumlah pabrik kelapa sawit sehingga harga TBS tetap stabil.
Menurutnya, pemerintah perlu melakukan intervensi kepada perusahaan soal harga TBS sehingga perusahaan benar-benar berpihak kepada rakya.
"Kita harapkan pemerintah mulai memantau perusahaan serta bisa menetapkan harga dan mengawasinya agar tidak terjadinya permainan harga secara sepihak", katanya.
Pasir Pengaraian, Riau, 23/8 (ANTARA) - Sejumlah petani di Kabupaten Rokan Hulu, Riau memprediksi harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit akan turun menjelang lebaran Idul Fitri 1431 Hijriyah.
"Penurunan harga itu sudah biasa terjadi menjelang lebaran diduga karena permainan pihak pabrik untuk menurunkan harga untuk memberi THR kepada karyawannya", kata petani sawit Irwan Hidayat (26) kepada ANTARA di Pasir Pengairan, Senin.
Dia mengatakan, manajemen pabrik kelapa sawit di Rokan Hulu belum sepenuhnya memperhatikan kesejahteraan masyarakat sebab setiap akan ada hari besar keagamaan maupun hari besar lainnya perusahaan selalu menurunkan harga TBS secara sepihak.
"Turunnya harga itu jika menjelang lebaran biasanya cukup tinggi, tetapi nanti setelah lebaran kenaikannya hanya sedikit", ujarnya.
Menurut dia, saat ini harga TBS masih Rp1.100 per kilogram (kg), namun biasanya menjelang lebaran harga turun drastis hanya berkisar Rp800 per kg sehingga sangat merugikan petani.
"Penurunan harga TBS berimbas kepada berkurangnya penghasilan petani, jika penghasilan petani menurun tentu petani tidak sejahtera, jika demikan berarti perusahaan pabrik sawit tidak bisa mensejahterakan rakyat", ujarnya.
Untuk mengatasi anjloknya harga TBS menjelang Idul Fitri ke depan, para petani berharap kepada pemerintah untuk memantau harga beli TBS di sejumlah pabrik kelapa sawit sehingga harga TBS tetap stabil.
Menurutnya, pemerintah perlu melakukan intervensi kepada perusahaan soal harga TBS sehingga perusahaan benar-benar berpihak kepada rakya.
"Kita harapkan pemerintah mulai memantau perusahaan serta bisa menetapkan harga dan mengawasinya agar tidak terjadinya permainan harga secara sepihak", katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar