Welcome To Riau Info Sawit

Kepada pengunjung Blog ini jika ingin bergabung menjadi penulis, silahkan kirim alamat email serta pekerjaan anda ke : anaknegeri.andalas@gmail.com

Jumat, 13 Juni 2008

Harga Sawit Turun Rp30-Rp50/Kg

RAMBAH SAMO-Rohul - Riau. Kenaikan bahan bakar minyak (BBM), ternyata tidak mengangkat harga sawit. Tapi sebaliknya, petani menjerit karena harga tandan buah segar (TBS) dalam dua minggu ini turun Rp30 sampai Rp50 per kilo. Selain itu harga jual kelapa sawit juga tidak merata, akibat TBS yang dijual toke ke pabrik kelapa sawit (PKS) harganya tidak menentu.

Seorang toke sawit di KM 12 simpang Trans SKP B Desa Rambah Samo, Kecamatan Rambah Samo, Tarmizi, Rabu (4/6) mengakui, bahwa toke membeli TBS milik petani berdasarkan kualitas buah. Sementara rata-rata untuk buah kecil mereka membeli Rp1.600 per kg sedangkan TBS besar dibeli Rp1.700 per kg.

"Untuk buah besar yang biasanya yang kita jual ke PKS Rp2.100 per kg saat ini menjadi Rp2.050 per kgnya untuk buah kecil dari harga Rp2.100 menjadi Rp1720 per kg. Apalagi dari harga satu PKS dengan PKS lainnya juga berbeda, seperti di PKS SHI harga jual kita semula Rp2.140 kini menjadi Rp1955 per kg, di Tapung PKS PTPN V dari harga Rp1.980 saat ini menjadi Rp1940 per kg dan turunya baik harga jual petani ke toke serta toke ke PKS rata-rata Rp30 sampai Rp50 per kg," jelas Tarmizi.

Kemudian menurut Wandi salah seorang warga Rambah Samo, saat ini petani kelapa sawit menjerit karena harga BBM naik namun harga TBS yang dijual malah turun. Sehingga dalam hal ini, meminta Pemkab Rohul mengontrol harga TBS di Rohul. Karena seharusnya bila BBM naik maka imbasnya harga TBS juga ikut naik, tetapi nyatanya TBS malah turun. Kemudian meminta agar harga TBS di PKS dikontrol dan disesuaikan, sehingga harga buah sawit di Rohul terkontrol dengan baik, apalagi antara 1 PKS dengan PKS lainnya harga bersaing untuk menurunkan harga TBS.

"Di satu sisi kita petani dengan beban kenaikan BBM ini harusnya harga TBS naik, namun kenyataannya tidak. Inikan cukup menyulitkan kita, apalagi kebun yang kita miliki hanya sekitar 2 hektar saja. Jadi kami berharap, untuk harga TBS itu dikontrol, kemudian PKS diharapkan stabilkan harga TBS bukan malah menurunkan harga beli, "tegas Wandi. Harga Pupuk Melangit

Turunnya harga jual TBS petani, kini semakin meningkatnya beban petani. Bahkan para petani kini sudah mengeluhkan, akibat harga pupuk berbagai merk sejak isu kenaikan bahan bakar minyak (BBM) sampai saat ini harga jual di pasaran melangit. Dampak itu menyebabkan sejumlah petani kelapa sawit menjerit bahkan untuk mendapatkan pupuk tersebut petani sering kewalahan mencarinya. Sedangkan untuk kebutuhan pupuk kelapa sawit, setiap saat para petani membutuhkannya.

Menurut sejumlah petani seperti halnya harga pupuk urea sebelum harga naik masih Rp80 ribu per sak ukuran 50 kg, namun saat ini sudah menjadi Rp240 ribu per sak ukuran 50 kg. Kemudian jenis MPK kini menjadi Rp540 ribu per kg ukuran 50 kg, KCL menjadi Rp430 ribu per sak ukuran 50 kg malahan seperti racun Roundap dari harga Rp75 ribu menjadi Rp90 ribu liter. "Jadi tidak ada imbasnya untuk kita, harga TBS turun harga pupuk berbagai merk yang sangat penting bagi petani harganya melangit. Jadi antara harga jual sawit dengan kebutuhan pupuk untuk biaya kebutuhan kebun tidak seimbang, kami berharap pupuk di Rohul dikontrol harganya,"kata Dedi. (Fer)

Tidak ada komentar: