Kamis, 23 April 2009 , 08:12:00
Laporan MOLLY WAHYUNI, Bangkinang
INVESTOR dari Malaysia yang tergabung dalam Syarikat Intelek Venture SDB BHD menawarkan usaha kerja sama pembukaan lahan hutan untuk dijadikan kebun kelapa sawit yang diperuntukan bagi petani dan masyarakat miskin yang belum memiliki kebun. Untuk tahap pertama diperlukan areal seluas 4.000 hektare, dan masing-masing penduduk tempatan sebagai calon pemilik akan mendapatkan lahan dua hekntare, plus lahan pekarangan dan rumah tempat tinggal pada areal yang dikomplekskan dengan luas lahan sekitar 0,2 hektare.
Demikian diungkapkan Direktur Intelek Venture SDN BHD Malaysia Zakaria bin Abdurrahman, Abdul Khalid dan Abdul Halim bin Ahmad dalam eksposnya di hadapan Wakil Bupati Kampar Teguh Sahono SP yang didampingi Kepala Dinas Kehutan Kampar Mawardes dan Kadis Perkebunan Kabupaten Kampar Ir Fahril Azwar, di ruang rapat Kantor Bupati Kampar di Bangkinang, Rabu (22/4).
Kehadiran para investor yang berjumlah tujuh orang dari Malaysia tersebut diprakarsai oleh Yayasan Kampar Istiqomah, Kampar, di antaranya Saruman, Syahril, dan Ermansyah, serta beberaoa orang pengurus Yayasan Istiqomah lainnya.
Rujukan atau bentuk pelaksanaan pengerjaan mengaju kepada pola Felda (Federal Land Development) yang telah sejak lama digagas di Malaysia dan telah berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan sehingga hidupnya lebih sejahtera. Nama kerja sama pembangunan kebun kelapa sawit tersebut adalah Cadangan Projek Pembangunan Tanah Rancangan Bersepadu Kabupaten Kampar oleh Yayasan Kampar Istiqomah (Indonesia) dengan Syarikat Intelek Venture SDN BHD (Malaysia).
Kegiatan ini akan dimulai dengan pembukaan lahan hutan untuk tahap pertama seluas 4.000 hektare, dan untuk tahap kedua 6.000 hektare. Sehingga total luas lahan yang diperlukan sekitar 10.000 hektare. Para pemilik lahan akan mendapatkan rumah, dan untuk menopang kehidupan sehari-hari pera pemilik akan bekerja di lahan mereka masing-masing dan menerima upah dari apa yang mereka kerjakan. Kemudian setelah sawitnya menghasilkan, maka di seputar lokasi pemukiman akan dibangun tempat ibadah, sekolah, fasilitas umum lain. Bahkan berikutnya akan dikembangkan menjadi kota-kota kecil dengan infrastruktur yang mamadai dan soal pembayaran hutang petani akan dibayar secara menyicil dan pembayaran pada prinsipnya tidaklah memberatkan masyarakat miskin.(tie)
INVESTOR dari Malaysia yang tergabung dalam Syarikat Intelek Venture SDB BHD menawarkan usaha kerja sama pembukaan lahan hutan untuk dijadikan kebun kelapa sawit yang diperuntukan bagi petani dan masyarakat miskin yang belum memiliki kebun. Untuk tahap pertama diperlukan areal seluas 4.000 hektare, dan masing-masing penduduk tempatan sebagai calon pemilik akan mendapatkan lahan dua hekntare, plus lahan pekarangan dan rumah tempat tinggal pada areal yang dikomplekskan dengan luas lahan sekitar 0,2 hektare.
Demikian diungkapkan Direktur Intelek Venture SDN BHD Malaysia Zakaria bin Abdurrahman, Abdul Khalid dan Abdul Halim bin Ahmad dalam eksposnya di hadapan Wakil Bupati Kampar Teguh Sahono SP yang didampingi Kepala Dinas Kehutan Kampar Mawardes dan Kadis Perkebunan Kabupaten Kampar Ir Fahril Azwar, di ruang rapat Kantor Bupati Kampar di Bangkinang, Rabu (22/4).
Kehadiran para investor yang berjumlah tujuh orang dari Malaysia tersebut diprakarsai oleh Yayasan Kampar Istiqomah, Kampar, di antaranya Saruman, Syahril, dan Ermansyah, serta beberaoa orang pengurus Yayasan Istiqomah lainnya.
Rujukan atau bentuk pelaksanaan pengerjaan mengaju kepada pola Felda (Federal Land Development) yang telah sejak lama digagas di Malaysia dan telah berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan sehingga hidupnya lebih sejahtera. Nama kerja sama pembangunan kebun kelapa sawit tersebut adalah Cadangan Projek Pembangunan Tanah Rancangan Bersepadu Kabupaten Kampar oleh Yayasan Kampar Istiqomah (Indonesia) dengan Syarikat Intelek Venture SDN BHD (Malaysia).
Kegiatan ini akan dimulai dengan pembukaan lahan hutan untuk tahap pertama seluas 4.000 hektare, dan untuk tahap kedua 6.000 hektare. Sehingga total luas lahan yang diperlukan sekitar 10.000 hektare. Para pemilik lahan akan mendapatkan rumah, dan untuk menopang kehidupan sehari-hari pera pemilik akan bekerja di lahan mereka masing-masing dan menerima upah dari apa yang mereka kerjakan. Kemudian setelah sawitnya menghasilkan, maka di seputar lokasi pemukiman akan dibangun tempat ibadah, sekolah, fasilitas umum lain. Bahkan berikutnya akan dikembangkan menjadi kota-kota kecil dengan infrastruktur yang mamadai dan soal pembayaran hutang petani akan dibayar secara menyicil dan pembayaran pada prinsipnya tidaklah memberatkan masyarakat miskin.(tie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar