Ahad, 26 April 2009 12:56
Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Riau ke luar negeri mengalami kenaikan sebesar 800 Matrik Ton (MT). Tahun ini diharapkan bisa lebih.
Riauterkini-PEKANBARU-Kasubdin Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Riau, Ferry HC Ernaputra kepada Riauterkini Jum’at (24/4/09) mengatakan bahwa ekspor CPO Riau tahun 2008 mencapai angka 5,5 juta matrik ton. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan jumlah ekspor CPO tahun 2007 yang hanya sebesar 4,7 juta matrik ton.
“Jumlah ekspor CPO kita tahun 2008 lalu mencapai 5,5 juta matrik ton. Jumlah itu naik sebesar 800 ribu matrik ton dari sebelumnya yang hanya hanya 4,7 juta matrik ton saja,” kata Ferry.
Kenaikan jumlah CPO pada tahun 2008 dipengaruhi oleh tingginya harga CPO luar negeri sehingga banyak pengusaha agri bisnis di komoditas sawit yang melempar CPOnya ke pasar internasional. Apalagi waktu itu harga TBS local yang terpengaruh harga sawit internasional yang melonjak tinggi dengan tingkat lonjakan yang cukup signifikan yang walaupun pada triwulan III harga sawit anjlok hingga harga terendah sepanjang sejarah.
“Tahun ini, selain menjaga kualitas RBS dan CPO kita, pemerintah juga mempersiapkan ketentuan-ketentuan untuk menjaga segala sesuatu di pasar dalam negeri teritama di tataran petani sawit mandiri. Tentunya agar pengalaman tahun 2008 agar dapat diatasi. Intinya, jumlah ekspor CPO naik, dalam negeri tetap stabil,” katanya.***(H-we)
Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Riau ke luar negeri mengalami kenaikan sebesar 800 Matrik Ton (MT). Tahun ini diharapkan bisa lebih.
Riauterkini-PEKANBARU-Kasubdin Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Riau, Ferry HC Ernaputra kepada Riauterkini Jum’at (24/4/09) mengatakan bahwa ekspor CPO Riau tahun 2008 mencapai angka 5,5 juta matrik ton. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan jumlah ekspor CPO tahun 2007 yang hanya sebesar 4,7 juta matrik ton.
“Jumlah ekspor CPO kita tahun 2008 lalu mencapai 5,5 juta matrik ton. Jumlah itu naik sebesar 800 ribu matrik ton dari sebelumnya yang hanya hanya 4,7 juta matrik ton saja,” kata Ferry.
Kenaikan jumlah CPO pada tahun 2008 dipengaruhi oleh tingginya harga CPO luar negeri sehingga banyak pengusaha agri bisnis di komoditas sawit yang melempar CPOnya ke pasar internasional. Apalagi waktu itu harga TBS local yang terpengaruh harga sawit internasional yang melonjak tinggi dengan tingkat lonjakan yang cukup signifikan yang walaupun pada triwulan III harga sawit anjlok hingga harga terendah sepanjang sejarah.
“Tahun ini, selain menjaga kualitas RBS dan CPO kita, pemerintah juga mempersiapkan ketentuan-ketentuan untuk menjaga segala sesuatu di pasar dalam negeri teritama di tataran petani sawit mandiri. Tentunya agar pengalaman tahun 2008 agar dapat diatasi. Intinya, jumlah ekspor CPO naik, dalam negeri tetap stabil,” katanya.***(H-we)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar