Pelalawan (muhadir:katakabar) Sampai sekarang warga Desa Pangkalan Panduk Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan benar-benar bingung. Setelah kebun karet dan tanah pekuburan nenek moyang warga berubah jadi kebun kelapa sawit, eh pola Kredit Koperasi Primer Untuk Anggota (KKPA) yang mereka harapkan dari PT Mekar Sari Alam Lestari, malah tak digubris.
"Tak hanya Desa kami yang bernasib seperti itu, tapi juga Desa Maktedu, Desa Tanjung Air Hitam, Kuala Panduk, dan Desa Pangkalan Tampui," keluh Jahar 52, Kades Pangkalan Panduk, kepada katakabar.com tadi siang.
Jahar mengaku, warga dan DPRD Pelalawan sudah pernah duduk semeja membicarakan nasib mereka, persis sejak lahan menjadi sengketa di 2010 lalu. DPRD pun memanggil perusahaan usai wakil rakyat membikin Tim 9. "Waktu itu penggagasnya Anas Badrun dari Komisi A. Tapi lagi-lagi sampai sekarang hasilnya tak ada. Persoalan redup sejak orang sibuk pada pemilihan Bupati," katanya.
Anehnya, saat tahun lalu Jahar berhasil menjumpai Menteri Kehutanan di Jakarta, ternyata persoalan ini tak sampai ke Gedung Manggala itu. "Ini yang sangat aneh. Lantas apa yang diperjuangkan oleh anggota dewan dan bupati untuk rakyatnya?," Jahar makin bingung.
Kebingungan Jahar kian menjadi manakala desa lain tak lantang lagi bersuara soal haknya. "Saya tak tahu kenapa mereka tak lagi berkoar seperti dulu. Entah lantaran sudah dapat gati rugi, saya juga tak tahu. Yang jelas, apapun caranya, saya akan tetap berjuang supaya warga saya yang 250 kepala keluarga mendapatkan hak mereka, kebun KKPA," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar