Jum’at, 27 Mei 2011 16:35
Bertahan di Disnakerduk Rohul,
Puluhan buruh PT SAM II masih bertahan di kantor Disnakerduk Rohul. Karena dinilai tak beritikad baik, mereka berencana melaporkan perusahaan ke polisi.
PT.SAM II Tidak Beritikad Baik, Buruh Akan Melapor Ke Polisi Riauterkini-PASIRPANGARAIAN- Sekitar 90 buruh PT.Subur Arum Makmur (SAM) II, Desa Pauh, Kecamatan Bonai Darussalam, yang sudah lima hari menginap di Kantor Disnakerduk dan Capil Rokan Hulu akan melaporkan perusahaan bekas tempat mereka bekerja ke Polisi.
Laporan ini terkait, karena belum adanya titik temu penyelesaian konflik antara buruh dan manajemen PT.SAM II. Selain buruh ini dipecat, perusahaan juga menahan alat rumah tangga, surat-surat penting, dan pakaian mereka di satu tempat. Akibatnya, puluhan anak buruh ini terpaksa tidak bersekolah sejak mereka dipecat perusahaan ini.
Kondisi puluhan buruh PT.SAM II, termasuk anak-anak yang menginap di kantor tenaga kerja tersebut saat ini memprihatinkan. Tidur hanya beralaskan tikar, kondisi kesehatan mereka pun terganggu. Rata-rata, mereka mengalami demam, flu, dan gatal-gatal.
Diakui Marlina br Jaluhu (35), buruh yang juga dipecat perusahaan. Saat ini para buruh mengalami gatal-gatal, karena tidak pernah ganti pakaian. Diakuinya, PT.SAM II menahan harta benda mereka. Mereka sudah berusaha memintanya, namun diakui security, sesuai aturan manajemen yang tidak memperbolehkan pakaian diambil buruh, sebelum menandatangani berkas pernyataan.
“Saya pernah minta sekurity agar pakaian sekolah anak saya dikeluarkan. Tapi mereka tetap tidak mau, sebab itu sudah keputusan dari majemen, sehingga anak saya tidak bersekolah,” ungkap Marlina, kepada Riauterkini di pengungsian, Jumat (27/5/11).
Akibat pakaian ditahan, puluhan anak-anak yang turut mengungsi, sudah hampir dua pekan tidak sekolah, seperti dialami anaknya, Mirawati br Harefa (15), yang tidak masa depannya. Pasalnya, sejak usai UN 2011 tingkat SLTP kemarin, Mira biasa disapa akrab, tidak pernah ke sekolah, sebab pakaian sekolahnya turut ditahan pihak perusahaan.
“Sudah hampir sepekan kami disini, tapi pihak perusahaan tidak pernah datang atau melihat kami. Persediaan makanan kami juga mulai menipis dan terancam puasa,” kesal Marlina.
Haposan Siregar SH, Kabid Hubungan Industri dan Pengawasan Disnakerduk dan Capil Rokan Hulu, mengaku kondisi kesehatan puluhan buruh saat ini meng-khawatirkan. Sebab, untuk kebutuhan makanan, mereka hanya berharap bantuan sukarelawan.
“Untuk kebutuhan makanan mereka, pegawai disini patungan, belum ada bantuan dari dinas lain. Tapi Dinas Kesehatan sudah turunkan petugas Puskesmas Rambah sudah berikan layanan kesehatan kepada buruh,” kata Haposan, Jumat.
Diakuinya, ada dua perusahaan yang bersedia menampung puluhan buruh PT.SAM II ini. Tapi perusahaan tersebut, agar buruh juga membawa seluruh alat-alat rumah tangganya dan pakaian. Namun sejauh ini PT.SAM II belum luluskan permintaan buruh tersebut, sehingga ditunda untuk sementara waktu.
Konflik antara puluhan buruh dan manajemen PT.SAM II, kata Haposan sudah sampai laporan ke International Labour Organization (ILO), sebuah organisasi yang menangani urusan anak. Sebab, perusahaan juga sudah memperkerjakan anak-anak dibawah umur.
“Seolah-olah PT.SAM II menganggap ini negara mereka sendiri, sehingga menerapkan aturan sesuka hatinya kepada siapa pun,” tegasnya.
Karena tidak ada niat baik dari manajemen perusahaan, Disnakerduk dan Capil akan membuat putusan. Direncanakan, Senin (30/5/11) besok, akan dilakukan hearing antara anggota DPRD, Disnaker dan manajemen PT.SAM II di Gedung DPRD Rokan Hulu.***(zal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar