Selasa, 8 Juni 2010 | 17:51 WIB
PEKANBARU, KOMPAS.com — Dua warga tertembak, satu di antaranya meninggal dunia, akibat bentrokan antara polisi dan warga di areal kebun plasma perusahaan kelapa sawit PT Tribakti Sari Mas (TBS) di Desa Koto Cengar, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, Selasa (8/6/2010).
Insiden tersebut merupakan buntut dari ketidakpuasan warga terhadap bagi hasil panen kebun plasma seluas 9.340 hektar (ha) yang dikelola perusahaan bersama KUD Prima Sehati.
Konflik memanas dan ratusan warga pada siang tadi memanen paksa kebun sawit seluas sekitar 100 ha yang diklaim menjadi milik mereka.
Bentrokan tak bisa dihindari ketika sekitar 200 personel polisi dari Polres Kuansing dan Brimob Polda Riau berusaha menghentikan aksi warga. "Dua warga ditembak dan seorang di antaranya meninggal dunia," kata seorang warga, Sutiman, dihubungi dari Pekanbaru.
Menurut dia, warga yang tewas ditembak polisi bernama Yusniar, perempuan dan berusia 35 tahun. Sedangkan seorang yang terluka bernama Siman, 40 tahun.
Selain itu, kata dia, seorang warga bernama Supri Suyardi juga ditahan polisi. Ketiganya merupakan warga Desa Koto Cengar. Menurut dia, warga telah berulang kali unjuk rasa agar ada transparansi dalam bagi hasil kebun plasma. Namun, hingga kini belum ada keputusan dari perusahaan terkait hal tersebut.
Hal itu, lanjutnya, membuat warga hilang kesabaran dan mulai memblokir jalan dari kebun menuju pabrik kelapa sawit PT TBS selama 12 hari terakhir.
Ia menjelaskan, kerja sama kebun plasma tersebut mulai berlangsung sejak tahun 1998. Bagi hasil mulai diterima warga mulai tahun 2006, tetapi jumlahnya hanya sekitar Rp 70.000 untuk hasil panen satu kavling atau dua hektar lahan per bulannya.
"Padahal, bagi hasil normalnya bisa mencapai Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per kavling dalam sebulan," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Riau AKBP Zulkifli mengakui adanya bentrokan antara polisi dan warga di Kuansing. Ia mengatakan, personel kepolisian masih berada di tempat kejadian sore ini. "Kondisi memanas hingga satu mobil patroli polisi juga dibakar massa," katanya.
PEKANBARU, KOMPAS.com — Dua warga tertembak, satu di antaranya meninggal dunia, akibat bentrokan antara polisi dan warga di areal kebun plasma perusahaan kelapa sawit PT Tribakti Sari Mas (TBS) di Desa Koto Cengar, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, Selasa (8/6/2010).
Insiden tersebut merupakan buntut dari ketidakpuasan warga terhadap bagi hasil panen kebun plasma seluas 9.340 hektar (ha) yang dikelola perusahaan bersama KUD Prima Sehati.
Konflik memanas dan ratusan warga pada siang tadi memanen paksa kebun sawit seluas sekitar 100 ha yang diklaim menjadi milik mereka.
Bentrokan tak bisa dihindari ketika sekitar 200 personel polisi dari Polres Kuansing dan Brimob Polda Riau berusaha menghentikan aksi warga. "Dua warga ditembak dan seorang di antaranya meninggal dunia," kata seorang warga, Sutiman, dihubungi dari Pekanbaru.
Menurut dia, warga yang tewas ditembak polisi bernama Yusniar, perempuan dan berusia 35 tahun. Sedangkan seorang yang terluka bernama Siman, 40 tahun.
Selain itu, kata dia, seorang warga bernama Supri Suyardi juga ditahan polisi. Ketiganya merupakan warga Desa Koto Cengar. Menurut dia, warga telah berulang kali unjuk rasa agar ada transparansi dalam bagi hasil kebun plasma. Namun, hingga kini belum ada keputusan dari perusahaan terkait hal tersebut.
Hal itu, lanjutnya, membuat warga hilang kesabaran dan mulai memblokir jalan dari kebun menuju pabrik kelapa sawit PT TBS selama 12 hari terakhir.
Ia menjelaskan, kerja sama kebun plasma tersebut mulai berlangsung sejak tahun 1998. Bagi hasil mulai diterima warga mulai tahun 2006, tetapi jumlahnya hanya sekitar Rp 70.000 untuk hasil panen satu kavling atau dua hektar lahan per bulannya.
"Padahal, bagi hasil normalnya bisa mencapai Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per kavling dalam sebulan," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Riau AKBP Zulkifli mengakui adanya bentrokan antara polisi dan warga di Kuansing. Ia mengatakan, personel kepolisian masih berada di tempat kejadian sore ini. "Kondisi memanas hingga satu mobil patroli polisi juga dibakar massa," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar