Rabu, 21 April 2010 | 04:07 WIB
Palembang, Kompas - Jalan provinsi sepanjang 30 kilometer di Kabupaten Empat Lawang mengalami kerusakan cukup parah. Kerusakan itu diduga kuat akibat meningkatnya volume truk kelapa sawit yang melintas dari Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi menuju ke Provinsi Lampung dan Bengkulu. Hal itu diperparah lagi dengan faktor hujan dan genangan air yang terjadi selama musim hujan tahun 2009-2010.
Menurut Armen (32), tokoh masyarakat dari Desa Jarai, Lintang, yang dikonfirmasi dari Palembang, Selasa (20/4), pihaknya mengeluhkan aktivitas truk kelapa sawit yang melintas di jalan provinsi dengan panjang sekitar 30 kilometer di Kabupaten Empat Lawang.
”Jumlah truk yang melintas ini terus bertambah setiap tahunnya. Diperkirakan per hari bisa ratusan unit truk yang melintas. Kami warga Jarai merasa sangat terganggu dengan aktivitas truk- truk tersebut. Mohon pemerintah menertibkan,” kata Armen.
Warga merasa terganggu karena truk melintas secara rombongan. Satu rombongan terdiri dari 5 unit sampai 7 unit truk. Kendaraan itu melintasi Kabupaten Empat Lawang karena hendak menuju ke Provinsi Bengkulu dan Lampung, dari Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.
Armen berpendapat, warga Empat Lawang sebenarnya tidak banyak memperoleh manfaat dari truk kelapa sawit karena kendaraan itu hanya melintas. Keuntungan yang diraih hanya para pemilik warung sebab kendaraan itu selalu transit berhari-hari di sepanjang tepi jalan.
Pengamatan lapangan
Keluhan Armen tidak jauh berbeda dengan hasil pengamatan Kompas di lapangan pada Maret 2010. Saat itu, salah satu ruas yang mengalami kerusakan cukup parah adalah dari Pagar Alam menuju Pendopo Lintang.
Kerusakan di jalan yang membentang sekitar 50 kilometer di areal perbukitan ini misalnya lubang jalan sedalam 0,5 meter dengan diameter bervariasi, kerusakan bahu jalan, dan gorong- gorong yang tidak berfungsi sehingga menyebabkan genangan air hujan di sejumlah titik.
Lebar lajur jalan tampak terlalu sempit, atau sekitar 3 meter per lajur, dan tikungan tajam juga membahayakan pengguna jalan. Karena itu, para pengemudi sepeda motor dan mobil yang melintasi jalan ini perlu ekstra hati-hati.
Bupati Empat Lawang Budi Antoni Aljufri saat dikonfirmasi membenarkan kondisi jalan tersebut. Dia mengatakan, kerusakan jalan di Empat Lawang terjadi di sejumlah titik jalan milik pemerintah provinsi dan kabupaten. Salah satu ruas jalan kabupaten yang tingkat kerusakannya paling parah adalah di ruas Pagar Alam menuju Pendopo Lintang.
”Tahun ini kami sedang fokus untuk membenahi jalan tersebut. Namun, perbaikannya menunggu musim hujan selesai agar kualitas pengerjaan jalannya lebih awet. Saat ini ya terpaksa dibiarkan dulu seperti itu sembari menunggu musim hujan selesai,” kata Budi.
Empat Lawang juga hendak membuka sejumlah akses jalan baru menuju Bengkulu. (ONI)
Palembang, Kompas - Jalan provinsi sepanjang 30 kilometer di Kabupaten Empat Lawang mengalami kerusakan cukup parah. Kerusakan itu diduga kuat akibat meningkatnya volume truk kelapa sawit yang melintas dari Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi menuju ke Provinsi Lampung dan Bengkulu. Hal itu diperparah lagi dengan faktor hujan dan genangan air yang terjadi selama musim hujan tahun 2009-2010.
Menurut Armen (32), tokoh masyarakat dari Desa Jarai, Lintang, yang dikonfirmasi dari Palembang, Selasa (20/4), pihaknya mengeluhkan aktivitas truk kelapa sawit yang melintas di jalan provinsi dengan panjang sekitar 30 kilometer di Kabupaten Empat Lawang.
”Jumlah truk yang melintas ini terus bertambah setiap tahunnya. Diperkirakan per hari bisa ratusan unit truk yang melintas. Kami warga Jarai merasa sangat terganggu dengan aktivitas truk- truk tersebut. Mohon pemerintah menertibkan,” kata Armen.
Warga merasa terganggu karena truk melintas secara rombongan. Satu rombongan terdiri dari 5 unit sampai 7 unit truk. Kendaraan itu melintasi Kabupaten Empat Lawang karena hendak menuju ke Provinsi Bengkulu dan Lampung, dari Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.
Armen berpendapat, warga Empat Lawang sebenarnya tidak banyak memperoleh manfaat dari truk kelapa sawit karena kendaraan itu hanya melintas. Keuntungan yang diraih hanya para pemilik warung sebab kendaraan itu selalu transit berhari-hari di sepanjang tepi jalan.
Pengamatan lapangan
Keluhan Armen tidak jauh berbeda dengan hasil pengamatan Kompas di lapangan pada Maret 2010. Saat itu, salah satu ruas yang mengalami kerusakan cukup parah adalah dari Pagar Alam menuju Pendopo Lintang.
Kerusakan di jalan yang membentang sekitar 50 kilometer di areal perbukitan ini misalnya lubang jalan sedalam 0,5 meter dengan diameter bervariasi, kerusakan bahu jalan, dan gorong- gorong yang tidak berfungsi sehingga menyebabkan genangan air hujan di sejumlah titik.
Lebar lajur jalan tampak terlalu sempit, atau sekitar 3 meter per lajur, dan tikungan tajam juga membahayakan pengguna jalan. Karena itu, para pengemudi sepeda motor dan mobil yang melintasi jalan ini perlu ekstra hati-hati.
Bupati Empat Lawang Budi Antoni Aljufri saat dikonfirmasi membenarkan kondisi jalan tersebut. Dia mengatakan, kerusakan jalan di Empat Lawang terjadi di sejumlah titik jalan milik pemerintah provinsi dan kabupaten. Salah satu ruas jalan kabupaten yang tingkat kerusakannya paling parah adalah di ruas Pagar Alam menuju Pendopo Lintang.
”Tahun ini kami sedang fokus untuk membenahi jalan tersebut. Namun, perbaikannya menunggu musim hujan selesai agar kualitas pengerjaan jalannya lebih awet. Saat ini ya terpaksa dibiarkan dulu seperti itu sembari menunggu musim hujan selesai,” kata Budi.
Empat Lawang juga hendak membuka sejumlah akses jalan baru menuju Bengkulu. (ONI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar