Keberadaan dua lokasi klaster industri hilir pertanian di Riau akan membawa dampak positif berupa kompetitifnya harga produk perkebunan.
Riauterkini-PEKANBARU- Penetapan Kuala Enok, Indragiri Hilir dan Dumai sebagai lokasi klater industri hilir pertanian diprediksi akan membawa angina segar bagi sektor perkebunan, terutama pada aspek kompentitifnya harga. Diperkirakan, 50 persen produk kelapa sawit Riau nantinya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku klaster. Sementara sisanya, baru dikirim ke luar negeri sebagai ekspor.
“Kalau klaster ini nanti sudah berjalan, maka sekitar 50 persen produk kelapa sawit kita untuk memenuhi kebutuhan bahan baku klaster, baru sisanya diekspor,” tutur Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau Herliyan Saleh kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (29/1/10).
Kebutuhan bahan baku klaster industri hilir akan menyebabkan harga kelapa sawit di Riau sangat kopentitif dan stabil. Jika selama ini terjadi fluktuatif, dan cenderung tidak stabil, maka ke depan harga kelapa sawit akan sangat kopentitif.
Lebih lanjut Herlian menjelaskan, bahwa saat ini telah dibentuk tim yang bertugas menyusun master plan pembangunan klaster industri hilir. “Kosentrasi saat ini pada penyusunan master plan pembangunan klaster industri hilir,” jelasnya.
Master plan tersebut berguna untuk acuan pembangunan dan pengembangan klaster. Diharapkan dalam waktu beberapa bulan ke depan master plan tersebut sudah selesai.***(mad)
1 komentar:
mudah mudahan sesuai harapan bos...
dan menjadi produk unggulan negeri ini...amiin...
Posting Komentar