Welcome To Riau Info Sawit

Kepada pengunjung Blog ini jika ingin bergabung menjadi penulis, silahkan kirim alamat email serta pekerjaan anda ke : anaknegeri.andalas@gmail.com

Selasa, 08 Mei 2012

Senin, 7 Mei 2012 16:44 Sengketa Lahan di Kampar, 10 Karyawan PT RAKA Tertembak


http://www.riauterkini.com/hukum.php?arr=46719Ternjadi bentrok antara masyarakat dengan karyawan PT RAKA di Kampar terkait sengketa lahan. 10 karyawan dilaporkan tertembak. 

Riauterkini-PEKANBARU- Konflik pertanahan di Riau kembali meletus dalam bentuk bentrok fisik, Senin (7/5/12). Sepuluh karyawan PT Riau Agung Karya Abadi (RAKA) yang berlokasi di Desa Danau Lancang, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar menjadi korban penembakkan. Belum ada kepastian siapa pelaku penembakkan terhadap mereka.

Saat ini 5 dari 10 karyawan perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut sudah dirawat di RS Santa Maria Pekanbaru. Sementara 5 korban lainnya masih dalam perjalanan.

Dari pantauan riauterkini di RS Santa Maria, para umumnya korban tembak terkena peluru di bagian bahu dan paha.

Menurut pengacara PT RAKA Johanes Manihuruk dan Ilmar Silalahi, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Ketika itu, para karyawan sedang melakukan pemanenan buah kelapa sawit. Mendadak muncul sekitar 60 orang tak dikenal melakukan penyerangan. Selain membawa parah, ada juga yang membawa senjata api.

"Tiba-tiba saja terdengar suara tembakkan berulang kali dan ada sepuluh karyawan yang tertembak," tutur Johanes kepada wartawan di RS Santai Maria.

Dikatakan Johanes, pihak belum bisa memastikan siapa kelompok penyerang tersebut, juga tidak tahu siapa yang melakukan penembakkan.

Ketika ditanya, apakah sebelumnya PT RAKA ada bermasalah dengan masyarakat, Johanes menuturkan kalau pada 19 April lalu ada kelompok David Silalahi yang mengklaim kebun perusahaan seluas 4.000 hektar miliknya. Selain mengklaim, kelompok ini kemudian membangun jembatan akses ke kebun kelapa sawit.

Karena dianggap melanggar wilayah perusahaan, dua hari lalu jembatan tersebut dirobohkan perusahaan menggunakan eksavator. "Tapi kami belum berani memastikan apakah penyerang tersebut mereka (kelompok David Silalahi.red)," tuturnya.***(har)